WahanaNews.co | Epidemiolog Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko minta masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi lonjakan ketiga Covid-19. Pasalnya, diberlakukannya pelonggaran aktivitas selama PPKM berdampak pada peningkatan mobilitas masyarakat.
Berdasarkan pantauan Kementerian Kesehatan, tingkat mobilitas masyarakat saat ini sudah meningkat dibandingkan masa PPKM Darurat pada Juli atau masa PPKM level 4 pada awal Agustus. Bahkan, hampir semua provinsi menunjukkan peningkatan, dan mobilitas di Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sudah melampaui level sebelum pandemi.
Baca Juga:
Basuki: Penundaan Kenaikan Tarif Tol Akibat Pandemi, Tak Selalu Salah Pemerintah
Oleh karena itu, Tri mengingatkan agar masyarakat tetap waspada dan disiplin menerapkan protokol kesehatan sehingga risiko lonjakan kasus dapat dihindari.
"Risiko penyebaran Covid-19 semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya mobilitas dan kerumunan masyarakat. Belajar dari sebelumnya, beberapa kali lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air terjadi setelah melewati libur panjang yang mengakibatkan mobilitas dan kerumunan orang meningkat," ujar Tri dalam keterangan tertulis, Sabtu (25/9/2021).
Selain pelonggaran aktivitas, dalam beberapa bulan ke depan Indonesia juga akan menghadapi hari libur Natal dan Tahun Baru. Hal ini tentu berpotensi membuat mobilitas masyarakat kian tinggi dan ancaman gelombang ketiga Covid-19 juga semakin besar.
Baca Juga:
Sri Mulyani Sampaikan Perkembangan Perekonomian Indonesia 10 Tahun Terakhir
"Prediksi Desember-Januari itu kemungkinan puncak ketiganya," katanya.
Tri menyebut meski capaian vaksinasi sudah 50 persen, lonjakan kasus masih bisa tetap terjadi jika mobilitas masyarakat tidak dibatasi di periode libur tersebut. Tri memprediksi lonjakan kasus diperkirakan akan terjadi selambatnya pada Maret 2022.
Terkait hal ini, Tri juga mengingatkan terjadinya puncak kasus juga dapat disebabkan oleh penerapan 3T (Testing, Tracing, Treatment) lemah.
"Jadi ya memang bakal mengalami puncak lagi, kalau 3T lemah," ujarnya.
Oleh karena itu, Tri meminta masyarakat untuk tetap patuhi protokol kesehatan. Pasalnya, penerapan prokes yang melemah dapat berisiko terhadap peningkatan kasus.
"Jangan sampai kondisi yang sudah membaik dan jumlah kasus yang menurun, justru membuat lengah dan abai," katanya.
"Pandemi belum usai, potensi lonjakan kasus masih bisa terjadi. Karenanya tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan," pungkasnya. [rin]