WahanaNews.co, New York - Generasi Milenial, yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996, mengalami penurunan kesehatan yang lebih cepat ketika memasuki usia lanjut, dibandingkan dengan generasi orang tua mereka.
Temuan ini berasal dari studi yang dilakukan oleh Cross Blue Shield di Amerika Serikat pada tahun 2020.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Data studi menunjukkan penurunan kesehatan fisik yang terlihat dalam kondisi seperti hipertensi dan tingkat kolesterol.
Sementara itu, dari aspek kesehatan mental, seperti kasus depresi dan gangguan kecemasan, juga menunjukkan tren penurunan.
Para ahli menyatakan bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi di Amerika Serikat, tetapi juga dapat ditemukan di kawasan Asia.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Profesor kedokteran geriatri di Asan Medical Center Seoul, Korea Selatan, Jung Hee-won, menyampaikan pandangan bahwa generasi muda kemungkinan akan menjadi generasi pertama yang mengalami proses penuaan lebih cepat dibandingkan dengan orang tua mereka.
"Orang-orang yang berusia 30-an dan 40-an rentan terhadap penyakit terkait usia yang biasanya dialami oleh orang-orang berusia 50-an dan 60-an tahun," ucap Jung dikutip dari South China Morning Post, Jumat (15/12/2023).
"Ini berarti mereka mempunyai risiko lebih besar terhadap kondisi kronis jangka panjang seperti obesitas, diabetes, kanker, dan penyakit jantung," sambungnya.
Jung menjelaskan bahwa beberapa faktor telah menyebabkan fenomena ini.
Sebagai contoh, peningkatan konsumsi makanan olahan, asupan makanan yang tinggi gula, kurangnya aktivitas fisik, tingkat stres, dan kondisi kerja yang buruk dapat berperan dalam percepatan penuaan.
Banyak penelitian yang menghubungkan antara obesitas dan proses penuaan yang lebih cepat.
Obesitas diyakini dapat berkontribusi pada kerusakan DNA yang berkembang seiring bertambahnya usia.
Hasil studi yang dilakukan oleh Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menunjukkan bahwa lebih dari setengah populasi pria berusia 30-an dan 40-an mengalami obesitas.
Persentasenya adalah 54,9 persen untuk kelompok usia 30-an dan 54,2 persen untuk kelompok usia 40-an.
Sebelum munculnya pandemi COVID-19, prevalensi obesitas pada kelompok usia ini sedikit lebih rendah, yakni masing-masing sekitar 48,9 persen dan 46,2 persen.
Studi ini menunjukkan bahwa penurunan massa otot, atau yang dikenal sebagai sarcopenia, baik secara mandiri atau bersamaan dengan peningkatan lemak tubuh, dapat meningkatkan risiko gangguan kognitif, menjadi salah satu pemicu percepatan proses penuaan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]