Tahun ini jumlah layanan pos kesehatan satelit bagi jemaah haji di Makkah diperbanyak dengan tujuan mengoptimalkan layanan haji ramah lansia.
"Kami mendukung terwujudnya layanan haji ramah lansia melalui pos kesehatan satelit. Peningkatan jumlah pos kesehatan satelit tahun ini mencapai 80%-90%. Dokter di pos kesehatan satelit juga memiliki tugas visit ke Jemaah lansia dan risiko tinggi (risti) untuk memastikan keadaan jemaah haji tersebut," kata dia.
Baca Juga:
Kemenag Sultra Tekankan Pentingnya Integritas ASN dalam Pelaksanaan Tugas dan Pengabdian
Arsad menambahkan, tenaga kesehatan yang berada di pos kesehatan satelit terdiri dari dokter dan perawat yang berasal dari petugas kloter.
Pos kesehatan satelit bersinergi dengan seluruh layanan kesehatan bagi jemaah haji dalam penyediaan obat serta tindak lanjut kesehatan bagi jemaah haji yang membutuhkan penanganan medis. Dengan adanya pos kesehatan satelit ini, maka layanan kesehatan tidak lagi terpusat di sektor.
Di mana setiap sektor terdapat sembilan hingga sepuluh hotel. Apalagi, jarak hotel dengan sektor cukup jauh.
Baca Juga:
Kanwil Kementerian Agama Sulteng Buka Pendaftaran Seleksi Petugas Haji Tahun 2025
"Tidak semua orang mau jalan kaki ke sektor karena jaraknya jauh. Makanya kita dekatkan dengan membuka layanan kesehatan satelit di masing-masing hotel. Beroperasi 24 jam dan free atau gratis tidak perlu bayar," ucapnya.
Kata Arsad, jumlah jemaah yang mengunjungi pelayanan satelit cukup tinggi. Artinya, ada kesadaran dari jemaah haji untuk menjaga kesehatannya.
"Bukan hanya untuk keperluan pengobatan saja. Banyak juga jemaah yang sekadar datang untuk mengecek tensinya," tutupnya.