WahanaNews.co | Selain dikenal sebagai bumbu masakan, bawang putih juga biasa digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional.
Dengan manfaat kesehatan yang melimpah, mungkinkah bawang putih mengakibatkan efek samping? Ini penjelasannya.
Baca Juga:
Indonesia Ternyata Impor Cabai-Bawang Putih dari Singapura
Efek samping bawang putih
Meski bawang putih adalah rempah yang menyehatkan, mengonsumsinya terlalu banyak dapat mengakibatkan efek samping.
Dilansir dari Healthline, berikut adalah 4 efek samping bawang putih.
Baca Juga:
Ini Biang Kerok Penyebab Harga Bawang Putih Tak Kunjung Turun
1. Meningkatkan risiko perdarahan
Salah satu efek samping yang paling serius dari makan terlalu banyak bawang putih adalah peningkatan risiko pendarahan, terutama bagi yang mengonsumsi obat pengencer darah atau menjalani operasi.
Ini karena bawang putih memiliki sifat antitrombotik, yang berarti dapat mencegah pembentukan gumpalan darah.
Meskipun efek samping pendarahan yang disebabkan oleh bawang putih jarang terjadi, satu kasus melaporkan seseorang mengalami peningkatan pendarahan setelah makan 12 g bawang putih atau kira-kira 4 siung per hari secara rutin sebelum operasi.
Jadi, penting untuk berbicara dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen bawang putih.
Jika sedang mengonsumsi obat apa pun atau akan menjalani operasi, sebaiknya juga berkonsultasi dengan ahli kesehatan sebelum mengonsumsi bawang putih.
2. Napas bau
Bawang putih mengandung berbagai senyawa belerang, yang sering dikaitkan dengan banyak manfaat kesehatannya.
Namun, senyawa ini dapat menyebabkan bau mulut, terutama jika dimakan dalam jumlah banyak.
Hal ini terutama berlaku untuk bawang putih mentah karena proses memasak dapat mengurangi kandungan senyawa belerang.
3. Masalah pencernaan
Seperti bawang merah, daun bawang, dan asparagus, bawang putih juga mengandung fruktan yang tinggi, yakni sejenis karbohidrat yang dapat menyebabkan kembung, gas, dan sakit perut pada beberapa orang.
Faktanya, ketika orang dengan intoleransi fruktan makan makanan tinggi fruktan, makanan tersebut tidak sepenuhnya diserap usus kecil.
Sebaliknya, makanan berjalan ke usus besar secara utuh dan difermentasi di usus. Proses inilah yang dapat menyebabkan masalah pencernaan.
4. GERD
Jika memiliki penyakit gastroesophageal reflux (GERD), sebaiknya pertimbangkan untuk menurunkan asupan bawang putih.
GERD adalah kondisi umum yang terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, menyebabkan gejala seperti mulas dan mual.
Bawang putih dapat menurunkan nada sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang merupakan kemampuan otot-otot di bagian bawah kerongkongan untuk menutup dan mencegah asam masuk. Pada gilirannya, ini dapat memicu refluks asam.
Namun, makanan tertentu memengaruhi penderita GERD secara berbeda.
Jika makan banyak bawang putih tidak menimbulkan gejala, kemungkinan tidak perlu membatasi asupannya. [rin]