WahanaNews.co | Hepatitis Akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh juru Bicara (jubir) Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa hepatitis akut tidak berpeluang menjadi pandemi. Hal itu lantaran sebaran kasus secara global bergerak lambat.
"Tidak berpeluang pandemi jika melihat perkembangan jumlah kasus dan sampai saat ini hanya enam negara yang melaporkan hepatitis akut dengan jumlah kasus lebih dari enam pasien," katanya saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:
Patut Diwaspadai, Kenali Tanda-tanda Penyakit Autoimun Sedari Dini
Jubir Kemenkes mengatakan bahwa seluruh kasus tersebut bersifat "probable" hepatitis akut misterius.
"Sementara total kasus probable hepatitis akut secara global berjumlah 348 dengan 70 kasus tambahan yang masih dalam penyelidikan," kata Siti Nadia Tarmizi.
Secara terpisah, mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama mengatakan perlu kajian pendahuluan dari WHO untuk menyatakan kemungkinan hepatitis akut menjadi pandemi.
Baca Juga:
Tanda-tanda Penyakit Autoimun yang Patut Diwaspadai
"Tentang kemungkinan penyakit apa pun jadi pandemi, maka akan melalui proses ditentukan dulu sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC)," katanya.
Ia mengatakan PHEIC akan mengukur sejumlah barometer status pandemi di antaranya sebaran penyakit lintas benua, menimbulkan masalah kesehatan yang berarti serta merupakan jenis penyakit yang baru.
"Lalu sesudah itu dilihat lagi perkembangannya, kalau terus meluas maka baru akan disebut pandemi," katanya.