WahanaNews.co | Puskesmas di Jakarta Selatan melayani pengobatan ribuan pasien penderita Human Imunodefisiensi Virus-Acquired Immune Deficiency Syndrome (HIV-AIDS) sampai dengan Desember 2022.
"Orang dengan HIV-AIDS (ODHIV) yang berobat di Jakarta Selatan kurang lebih sekitar 5.800 pasien sampai saat ini," ujar Pengelola Program HIV Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan, dr. Rathia Ayuningtyas dalam webinar memperingati hari AIDS sedunia, di Jakarta, Jumat (9/12/2022).
Baca Juga:
Saat Diperiksa Polisi Sebut Remaja Tersangka Bunuh Ayah-Nenek di Cilandak Menyesal
Rathia menyebutkan, pasien yang berobat mayoritas berusia 24-49 tahun dan tidak bisa dirinci berasal dari daerah mana, lantaran mereka tidak mau memberikan keterangan tempat tinggal.
Menurut Rathia, penularan HIV-AIDS biasanya berawal dari hubungan seks tidak aman yang dilakukan secara heterogen (berganti-ganti pasangan) maupun homoseksual (sesama jenis), transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, serta ibu ke bayi saat masa kehamilan, melahirkan, atau menyusui.
Untuk obat yang dikonsumsi pengidap HIV-AIDS pun yakni Anti Retro Viral (ARV) untuk menekan jumlah virus dalam darah dan harus diminum tepat waktu seumur hidup.
Baca Juga:
Aksi Arogansi di SCBD: Polda Metro Jaya Minta Maaf ke Lachlan Gibson, Siap Evaluasi Total
"Pemerintah memberikan obat ARV secara gratis yang disediakan di rumah sakit dan puskesmas rujukan ARV seluruh Indonesia," tuturnya.
Sementara itu, dokter umum Puskesmas Kecamatan Pancoran, dr. Mayalitasari menambahkan pihaknya kerap melakukan sosialisasi pencegahan HIV-AIDS.
"Biasanya kami sosialisasi ke perusahaan atau sekolah. Cukup menggunakan surat undangan, kami akan menerjunkan tim," ujar Mayalitasari.