Tak hanya itu, Rahmawati juga tak menampik bahwa tingginya polusi udara di Ibu Kota dipengaruhi oleh emisi yang dihasilkan dari kawasan industri, termasuk dari daerah penyangga.
"Untuk polutan SO2, sumber terbesar berasal dari sektor industri. Sumber emisi di suatu wilayah akan mempengaruhi wilayah lain karena adanya pergerakan polutan akibat pola angin yang membawa polutan bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi di lokasi tersebut," jelasnya.
Baca Juga:
DKI Jakarta Peringkat Kelima Terburuk Kualitas Udara Pasca-Libur Idul Fitri
Sebagai informasi, Sejak 15 Mei 2023, indeks kualitas udara di Jakarta tidak pernah kurang dari 100. Artinya, kualitas udara di Jakarta tidak sehat. Angka 101-200 menandakan tingkat kualitas udara bisa mempengaruhi kesehatan manusia atau hewan dengan kondisi tubuh yang sensitif.
Sementara, Particulate Matter (PM2.5) adalah polutan kualitas udara, partikel debu yang berukuran 2.5 mikron. Sumber PM2.5, menurut IQAir sangat beragam, lazimnya berasal dari asap bahan bakar kendaraan bermotor, asap pembangkit listrik, proses industri, dan rokok.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.