WahanaNews.co | Infeksi varian Omicron memiliki gejala yang tergolong ringan. Bahkan, WHO menyebut hingga saat ini belum menemukan kematian akibat infeksi varian Covid-19 terbaru itu.
Hal ini mendorong sekelompok ilmuwan melakukan penelitian terbaru mengenai hal ini. Dalam sebuah laporan yang dirilis di situs OSF Preprints, peneliti mengatakan bahwa Omicron bisa jadi membawa mutasi virus flu biasa yang membuat kekebalan tubuh lebih bisa menyesuaikan dengan varian itu.
Baca Juga:
KAKI: Peningkatan Kualitas Layanan Populasi Kunci ODHIV
"Urutan genetik ini tidak muncul dalam versi virus corona sebelumnya, yang disebut SARS-CoV-2, tetapi ada di mana-mana di banyak virus lain termasuk yang menyebabkan flu biasa, dan juga dalam genom manusia," kata para peneliti.
Venky Soundararajan, pemimpin penelitian itu, mengatakan bahwa Omicron telah menempatkan dirinya dalam kondisi yang disebut sebagai 'lebih manusiawi'.
Meski begitu, ia menghimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dengan virus ini.
Baca Juga:
Mampukah Indonesia Mencapai Zero Diskriminasi HIV pada 2030? Ini Penjelasannya
Ia juga menambahkan bahwa dalam penemuan varian ini, disebutkan ada komponen genetik milik virus ini juga ditemukan dalam virus human immunodeficiency (HIV) yang menyebabkan AIDS.
Soundararajan memprediksi bahwa ini bisa jadi disebabkan oleh kondisi Afrika Selatan (Afsel), yang merupakan lokasi awal penemuan varian itu, yang memiliki tingkat HIV tertinggi di dunia.
"Kami mungkin melewatkan banyak generasi rekombinasi yang terjadi dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan munculnya Omicron," katanya.
Lebih lanjut, dengan penemuan ini, ia menghimbau masyarakat untuk segera menerima vaksin Covid-19. Ini untuk menambah kekebalan tubuh atas penularan varian baru ini.
"Anda harus memvaksinasi untuk mengurangi kemungkinan orang lain, yang kekebalannya terganggu, akan menghadapi virus SARS-CoV-2," tutupnya. [rin]