WAHANANEWS.CO, Jakarta - Seorang dokter di Jerman pernah mengalami peristiwa langka yang membuat dunia medis tercengang, ketika ia tanpa sengaja mentransplantasikan tumor pasien ke tangannya sendiri.
Kisah mengejutkan ini tercatat dalam laporan medis The New England Journal of Medicine pada 1996, dan hingga kini masih menjadi contoh ekstrem bagaimana risiko operasi bisa berdampak langsung pada dokter yang menanganinya.
Baca Juga:
Bocah Diduga Korban Malpraktik Sunat Laser di Jambi Sudah 5 kali Operasi
Peristiwa bermula saat dokter tersebut melakukan operasi pengangkatan tumor ganas di perut seorang pria berusia 53 tahun pada Senin (10/9/1996).
Dalam proses pembedahan itu, sang dokter tidak sengaja melukai telapak tangan kirinya, tepat di dekat pangkal jari tengah, lalu segera membersihkan dan membalut luka tersebut sebelum melanjutkan operasi hingga selesai tanpa hambatan.
Namun lima bulan kemudian, bagian tangan yang terluka itu justru mengalami pembengkakan, dan muncul benjolan berdiameter 3 sentimeter.
Baca Juga:
Trimester Pertama Jadi Kunci Pencegahan PJB, Dokter Ingatkan Peran Gaya Hidup
Sang dokter akhirnya menjalani operasi pengangkatan benjolan tersebut, dan hasil analisis menunjukkan bahwa itu adalah fibrous histiocytoma ganas, yaitu tumor yang berasal dari histiosit atau sel imun yang bisa berpindah ke jaringan lain dan memicu pertumbuhan abnormal.
Temuan mengejutkan muncul ketika diketahui bahwa jenis tumor itu sama persis dengan yang diangkat dari pasien saat operasi berlangsung.
Para peneliti kemudian mengambil sampel dari kedua tumor, mengisolasi DNA, lalu melakukan analisis genetik, dan hasilnya memperlihatkan bahwa kedua tumor tersebut identik secara genetik.
Artinya, dokter bedah itu benar-benar tanpa sengaja memindahkan sebagian tumor pasien ke tubuhnya sendiri melalui luka di tangannya.
Sistem kekebalan tubuh sang dokter ternyata tidak berhasil menghentikan pertumbuhan sel tumor, karena sel tersebut tidak menghasilkan antigen dalam jumlah cukup untuk memicu respons imun yang kuat.
Tumor tersebut akhirnya berhasil diangkat seluruhnya melalui operasi, dan dua tahun setelah kejadian itu sang dokter dipastikan sehat tanpa tanda-tanda tumor kembali muncul atau menyebar ke bagian tubuh lainnya.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]