WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan apresiasi tinggi kepada Perkumpulan Praktisi Ilmu Kesehatan Ruang Tubuh Indonesia (PPIKERTI) atas kiprahnya selama 15 tahun menghadirkan layanan kesehatan berbasis pengetahuan tradisional di tengah masyarakat.
Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes, Dr. Roy Himawan, mengatakan bahwa peran PPIKERTI menjadi bagian penting dalam memperkaya sistem pelayanan kesehatan nasional melalui pendekatan tradisional yang tetap berpijak pada landasan ilmiah.
Baca Juga:
Kemenkes dan Kemendikbudristek Kolaborasi Luncurkan SPO Tenaga Kesehatan
“Di mana layanan kesahatan yang dihadirkan berbasis pengetahuan tradisional bagi masyarakat Indonesia. PPIKERTI ikut memberikan solusi kesehatan melalui pendekatan tradisional yang bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Roy, Minggu (19/10/2025).
Roy menambahkan, praktik pengobatan tradisional yang memiliki dasar ilmiah dan terbukti aman dapat menjadi pelengkap sistem pelayanan kesehatan nasional. Salah satu contoh yang diapresiasi adalah metode yang dikembangkan oleh Sinseh Hilman, berupa terapi api dan batu yang dilakukan dengan pendekatan berbasis keilmuan.
“Kami terbuka untuk berkolaborasi dengan para praktisi seperti Sinseh Hilman. Agar masyarakat dapat memperoleh pengobatan yang baik, aman, dan terjangkau,” ucapnya.
Baca Juga:
Gejala Flu Berkepanjangan Merebak, Prof Erlina Imbau Masyarakat Tak Abai Protokol Kesehatan
Menurut Roy, Kemenkes memandang seluruh bentuk pengetahuan dan teknologi pengobatan, baik modern maupun tradisional, tetap dapat diterima selama memenuhi standar keamanan, mutu, dan manfaat bagi masyarakat. Pemerintah juga terus mendorong peningkatan riset dan inovasi agar pengobatan tradisional dapat terintegrasi secara resmi dalam sistem layanan kesehatan nasional.
Sementara itu, Ketua Umum PPIKERTI, Hilman Rama Pratama, mengungkapkan bahwa perjalanan lembaganya telah melalui proses panjang dan terukur sejak awal berdiri. Ia menilai langkah tersebut sejalan dengan arah kebijakan pemerintah dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
“Kami sering diundang Kementerian Kesehatan, jadi kami melihat apa yang menjadi arah dan kebijakan pemerintah. Kami ingin berkontribusi ke sana membantu masyarakat menjadi lebih sehat,” kata Hilman.
Hilman menjelaskan, salah satu metode terapi yang dikembangkan PPIKERTI terinspirasi dari pendekatan Prof. Dr. Ko Sison, yang dinilai efektif, sederhana, dan mudah diterapkan oleh masyarakat luas.
“Metode ini sangat sederhana dan bisa dilakukan siapa saja, bahkan di tingkat kampung," ucapnya.
Ia mencontohkan, terapi menggunakan bahan sederhana seperti beras dapat membantu memperbaiki kondisi kaki.
“Hanya dengan bahan sederhana seperti beras, bisa membantu memperbaiki kondisi kaki. Bahkan banyak yang tadinya tidak bisa berjalan menjadi bisa kembali,” katanya melanjutkan.
Hilman menegaskan, metode tersebut tidak sekadar warisan tradisi, tetapi memiliki dasar teori yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena kemudahannya, pendekatan ini berpotensi diterapkan secara massal di berbagai lapisan masyarakat, terutama di daerah yang akses kesehatannya masih terbatas.
Lebih lanjut, ia menilai perkembangan teknologi saat ini menjadi peluang besar bagi layanan kesehatan tradisional untuk menjangkau lebih banyak orang.
“Ini perlu kita bangun kolaborasi antara praktisi, akademisi, dan institusi agar pengobatan tradisional menjadi bagian penting sistem kesehatan nasional,” katanya.
Dengan dukungan Kemenkes dan kerja sama lintas sektor, PPIKERTI berharap pengobatan tradisional berbasis ilmiah dapat terus berkembang sebagai alternatif pendamping pengobatan modern yang aman dan terpercaya.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]