WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memastikan akan mengirimkan relawan kesehatan beserta perbekalan lengkap ke enam desa yang hingga kini masih terisolasi di Kecamatan Bintang, Provinsi Aceh.
Pengiriman relawan tersebut dilakukan sebagai bagian dari upaya pemulihan pascabencana, sekaligus untuk memastikan masyarakat tetap mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Baca Juga:
Kemenkes Tetapkan Pangkep sebagai Role Model Cek Kesehatan Gratis di Wilayah Kepulauan
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, enam desa yang masih terputus aksesnya antara lain Serule, Atu Payung, Jamur Konyel, Gegarang, Kelitu, dan Sintep.
Terbatasnya jalur transportasi darat membuat distribusi logistik ke wilayah tersebut harus ditempuh melalui jalur udara.
“Karena masih terisolasi, bahkan makanan harus di-air drop. Relawan yang dikirim harus memiliki fisik dan mental yang kuat, karena mereka akan diterjunkan dan bertugas selama dua minggu di lokasi dengan keterbatasan fasilitas,” kata Budi Gunadi Sadikin saat konferensi pers Update Layanan Kesehatan Aceh Tamiang, di Jakarta, Rabu (24/12/2025).
Baca Juga:
Fasilitas Medis Mulai Pulih, RSUD Langsa Aktifkan Lagi Sejumlah Ruangan Prioritas
Untuk mendukung kelancaran teknis di lapangan, Kemenkes menggandeng Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) sebagai mitra koordinasi.
Melalui kerja sama ini, para relawan akan dilengkapi berbagai kebutuhan dasar selama bertugas di daerah terdampak bencana.
“Mereka bukan cuma menunggu pasien, tapi ikut membersihkan rumah, memperbaiki, dan memberi motivasi. Jangan sampai relawan datang malah sedih dan nangis, nanti masyarakatnya jadi tambah tertekan,” ucap Menkes Budi.
Selain wilayah Aceh, Kemenkes juga mencatat masih terdapat lebih dari 50 desa di sejumlah daerah di Sumatra yang hingga kini belum sepenuhnya dapat dijangkau akibat dampak bencana alam.
Relawan dari puskesmas terdekat akan diterjunkan dengan skema penugasan yang hampir serupa, menyesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing wilayah.
“Lakukan apa saja yang bisa dikerjakan, mulai dari skrining kesehatan, cek warga, membersihkan lingkungan, sampai membantu menyambung saluran air. Datang ke sana, tugas Anda adalah menjadi lentera bagi masyarakat,” kata Menkes Budi menutup.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayah Sumatra terus bertambah. Hingga saat ini, total korban jiwa tercatat mencapai 1.129 orang.
"Per hari ini, rekapitulasi tiga provinsi mengalami penambahan 17 jiwa. Sehingga untuk korban meninggal dunia itu total menjadi 1.129 jiwa," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatin) BNPB Abdul Muhari.
BNPB mencatat penambahan korban jiwa terjadi di Aceh Utara sebanyak 14 orang, serta masing-masing satu orang di Tapanuli Tengah, Sibolga, dan Sumatera Barat.
Pemerintah terus mengintensifkan upaya penanganan darurat dan pemulihan untuk meminimalkan dampak lanjutan dari bencana tersebut.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]