"Akses dekat, harga murah, ikutan teman, dan ternyata setiap 1 kmĀ² di Jakarta itu terdapat 12-15 pedagang rokok ketengan. Gambarannya seperti itu, konsumsi rokok pada masyarakat tinggi," bebernya.
Selain itu, Ngabila juga menyebutkan seseorang yang memiliki teman yang perokok, maka memiliki kesempatan 3,2 kali lebih besar untuk juga merokok.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Kemudian, seseorang yang melihat iklan rokok memiliki kesempatan lima kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak melihat.
Padahal, kata dia, rokok mengandung sekitar tujuh ribu zat berbahaya, di antaranya adalah nikotin yang mengakibatkan adiksi, tar yang memicu kanker pada tubuh, serta karbon monoksida yang menyebabkan sel darah menjadi kekurangan oksigen.
Untuk itu, dia mengimbau agar para remaja tidak memulai untuk merokok dalam jenis apapun, karena rokok berbahaya bagi kesehatan.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
"Semua jenis rokok itu berbahaya, baik konvensional, lintingan, elektrik/vape, dan rokok herbal. Banyak yang bilang baik, tapi tetap di bakar dan keluar asap itu rokok, sama aja, membuat masalah kesehatan yang luar biasa," tutupnya.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.