WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dunia hiburan Indonesia kembali kehilangan sosok yang dicintai masyarakat.
Komedian sekaligus presenter Nina Carolina, yang lebih dikenal dengan nama panggung Mpok Alpa, tutup usia pada Jumat (15/8/2025).
Baca Juga:
Jangan Tertipu Rasa Manisnya! Vape Sekali Pakai Ternyata Lebih Beracun dari 20 Bungkus Rokok
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, terutama karena almarhumah wafat setelah berjuang lama melawan penyakit kanker.
Bahkan dalam kondisi hamil anak kembar sejak Oktober 2024, Mpok Alpa tetap berusaha kuat menghadapi ujian berat ini hingga akhirnya berpulang.
Kabar duka ini menjadi tamparan bagi publik bahwa kanker bukan lagi penyakit yang hanya menyerang orang lanjut usia.
Baca Juga:
BAF dan Lions Indonesia Gelar Lari Hybrid, Dana Disalurkan untuk Anak Kanker
Nyatanya, kasus kanker kini semakin banyak ditemukan pada anak-anak, remaja, hingga orang dewasa muda di usia produktif.
Tren Kanker di Usia Muda Meningkat Tajam
Data global menunjukkan lonjakan signifikan kasus kanker pada usia di bawah 50 tahun.
Sejak 1990, jumlahnya meningkat hampir 80% di seluruh dunia dan diperkirakan masih akan naik sekitar 31% lagi pada 2030.
Berdasarkan laporan BMJ Oncology, Cancer Australia, Women’s Health Mag, dan MSKCC, di Australia terjadi kenaikan yang mengejutkan pada penderita usia 30–39 tahun:
Kanker prostat meningkat 500%
Kanker pankreas meningkat 200%
Kanker hati meningkat 150%
Kanker usus besar/kolorektal meningkat 173%
Yang lebih mencemaskan, perempuan muda memiliki risiko 82% lebih tinggi terkena kanker dibanding laki-laki seusianya.
Penyebab Kanker Banyak Menyerang Generasi Muda
Para peneliti menyebut tren meningkatnya kanker di usia produktif ini dipengaruhi oleh kombinasi faktor gaya hidup modern dan lingkungan, antara lain:
Pola makan tidak sehat – dominan makanan instan, tinggi gula, lemak jenuh, rendah serat.
Obesitas – meningkatkan risiko kanker payudara, usus, dan lainnya.
Kurang olahraga – gaya hidup sedentari memperlemah metabolisme.
Gangguan mikrobioma usus akibat diet modern dan konsumsi antibiotik berlebihan.
Paparan zat berbahaya – polusi udara, bahan kimia kosmetik, hingga mikroplastik.
Kurang tidur & stres kronis yang melemahkan sistem imun.
Efek generasi – sejak lahir generasi muda lebih terpapar pola hidup berisiko.
Pentingnya Deteksi Dini
Salah satu masalah utama kanker di usia muda adalah keterlambatan diagnosis. Gejala awal sering dianggap sepele, sehingga pasien baru terdeteksi ketika penyakit sudah berkembang lebih jauh.
Padahal, riset menunjukkan gaya hidup sehat dan deteksi dini dapat menurunkan risiko kanker hingga 40%.
Langkah sederhana seperti rutin berolahraga, mengurangi konsumsi makanan olahan, istirahat cukup, menjaga berat badan, serta berhenti merokok dapat menjadi benteng penting dalam mencegah kanker.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]