WahanaNews.co | Tidur adalah salah satu pilar kesehatan mental dan fisik anak. tidur merupakan proses dinamis yang berkembang dan berubah seiring bertambahnya usia. Diketahui juga bahwa tidur memainkan peran utama dalam perkembangan otak manusia. Penelitian menunjukkan bahwa tidur mempengaruhi kewaspadaan, perhatian, kinerja kognitif, suasana hati, fleksibilitas, penguasaan kosakata, pembelajaran, dan memori.
Memahami kebutuhan tidur anak-anak adalah langkah pertama untuk memberikan mereka tidur yang lebih baik, melalui kombinasi teknik tidur yang baik, rutinitas yang sesuai dengan usia, dan perhatian pada setiap gangguan tidur.
Baca Juga:
Penelitian Sebut Orang yang Suka Begadang Memiliki Risiko Tinggi Mati Muda
Pada malam hari, fungsi hormon pertumbuhan kita dipercepat, yang membuat anak-anak tumbuh. Namun, hormon ini dilepaskan hanya ketika anak-anak tidur, artinya jika anak begadang atau semakin lama mereka terjaga, semakin sedikit hormon pertumbuhan yang diproduksi. Selain pertumbuhan yang menurun, begadang juga akan menghambat perkembangan mental anak sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk belajar.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memberi rekomendasi mengenai jumlah waktu tidur pada anak selama 24 jam, termasuk tidur siang pada daftar berikut ini.
Usia 0-1 Bulan: Bayi yang usianya baru mencapai umumnya membutuhkan tidur 14-18 jam setiap hari
Baca Juga:
Fakta-fakta Ilmiah Soal Tidur yang Jarang Diketahui, Simak Yuk!
Usia 1- 18 Bulan: Pada usia ini, bayi membutuhkan waktu tidur 12-14 jam setiap hari termasuk tidur siang. Tidur cukup akan membuat tubuh dan otak bayi berkembang baik dan normal.
Usia 3-6 Tahun: Kebutuhan tidur yang sehat di usia anak menjelang masuk sekolah ini, mereka membutuhkan waktu untuk istirahat tidur 11-13 jam, termasuk tidur siang. Menurut penelitian, anak usia di bawah enam tahun yang kurang tidur, akan cenderung obesitas di kemudian hari
Usia 6-12 tahun: Anak usia ini membutuhkan waktu tidur 10 jam. Menurut penelitian, anak yang tidak memiliki waktu istirahat yang cukup, dapat menyebabkan mereka menjadi hiperaktif, tidak konsentrasi belajar, dan memilki masalah pada perilaku di sekolah