"Bahkan, keterbukaan kami disebut melampaui ekspektasi mereka," tambahnya.
Selain itu, Mao menekankan bahwa penelusuran asal-usul COVID-19 perlu dilakukan dengan perspektif global, karena semakin banyak bukti yang menunjukkan kemungkinan asal virus dari berbagai bagian dunia.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
"China siap bekerja sama dengan semua pihak untuk mendorong penelitian berbasis ilmu pengetahuan guna mencegah penyakit menular di masa depan," katanya.
Di sisi lain, pejabat Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, Kan Biao, pada 28 Desember 2024 mengungkapkan bahwa penyebaran patogen pernapasan musim dingin tahun ini cenderung lebih rendah dibanding musim puncak sebelumnya.
Namun, sejumlah penyakit menular diperkirakan tetap merebak hingga musim semi mendatang.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kan menjelaskan bahwa influenza, rhinovirus, human metapneumovirus, dan mycoplasma pneumonia masih menjadi penyebab umum infeksi di rumah sakit berbagai provinsi.
Meskipun beberapa penyakit seperti rhinovirus dan mycoplasma pneumonia menunjukkan tren penurunan, kasus infeksi respiratori sintaksis pada bayi dan balita justru meningkat.
Selain itu, penyebaran norovirus, yang menyebabkan gangguan pencernaan seperti muntah dan diare, juga meningkat sejak September 2024.