WAHANANEWS.CO, Jakarta - Selama ini, banyak masyarakat meyakini bahwa makanan segar selalu menjadi pilihan paling sehat.
Buah yang baru dipetik, sayur yang baru dipanen, hingga daging yang masih baru dibeli sering dianggap memiliki kandungan nutrisi terbaik.
Baca Juga:
Menkes Turunkan Ahli Gizi Bantu BGN Perbaiki Program MBG
Namun, berbagai riset serta penjelasan ahli gizi menunjukkan bahwa makanan beku sebenarnya dapat memiliki kualitas yang sama baiknya, bahkan dalam kondisi tertentu justru lebih unggul.
Artikel dari The Wellness Corner menjelaskan alasan di balik hal tersebut.
Keunggulan Makanan Segar
Baca Juga:
Cara Konsumsi Biji Chia yang Kaya Serat Bermanfaat Menurunkan Berat Badan
Makanan segar kerap menjadi pilihan utama karena menawarkan cita rasa, tekstur, serta aroma yang lebih alami.
Sayuran dan buah yang dipanen dalam keadaan matang memiliki vitamin, mineral, dan enzim dalam kondisi optimal.
Jika dikonsumsi dalam rentang satu hingga tiga hari, nutrisi di dalamnya masih tergolong sangat tinggi.
Buah segar juga lebih ideal digunakan untuk hidangan tanpa proses masak, seperti salad, smoothie bowl, hingga camilan sehat sehari-hari.
Meski demikian, makanan segar memiliki sejumlah keterbatasan yang sering tidak diperhatikan. Setelah dipanen, sayur dan buah mulai kehilangan nutrisi secara perlahan.
Vitamin C, misalnya, dapat menurun drastis hanya dalam beberapa hari, terutama jika disimpan pada suhu ruang atau tidak ditangani dengan baik.
Tak hanya itu, masa simpan makanan segar sangat pendek sehingga lebih rentan rusak.
Kondisi ini sering membuat konsumen membuang sebagian bahan makanan yang sudah terlanjur dibeli karena tidak sempat diolah.
Dari sisi ketersediaan, bahan pangan segar juga sangat bergantung pada musim.
Beberapa jenis sayur dan buah bisa menjadi mahal atau sulit ditemukan di luar musim panennya.
Akibatnya, menjaga pola makan yang konsisten dan bernutrisi menjadi tantangan tersendiri bagi sebagian orang.
Keunggulan Makanan Beku
Berbeda dengan makanan segar, makanan beku khususnya sayur dan buah mengalami proses flash freezing, yakni pembekuan cepat sesaat setelah panen.
Metode ini membantu mengunci nutrisi pada kondisi terbaiknya.
Sejumlah penelitian bahkan mencatat bahwa beberapa vitamin dalam sayuran beku bisa setara atau lebih tinggi dibandingkan sayuran segar yang telah disimpan berhari-hari sebelum dikonsumsi.
Dari sisi kepraktisan, makanan beku memiliki banyak keuntungan.
Produk beku dapat bertahan berbulan-bulan tanpa risiko cepat rusak, sehingga sangat cocok bagi mereka yang jarang berbelanja, memiliki jadwal padat, atau ingin mengurangi pemborosan pangan.
Stabilitas harga juga menjadi nilai tambah, karena makanan beku biasanya lebih terjangkau dan tidak terlalu dipengaruhi musim seperti halnya makanan segar.
Untuk menu olahan seperti sup, tumisan, saus, atau smoothie, penggunaan makanan beku juga terbilang efektif karena perubahan teksturnya tidak terlalu terasa setelah dimasak.
Keunggulan ini menjadikan makanan beku pilihan praktis yang tetap bernutrisi.
Kapan Sebaiknya Memilih Makanan Segar atau Beku?
Makanan segar lebih cocok dipilih ketika Anda menginginkan sensasi rasa alami, tekstur renyah, atau berencana mengolah bahan secara mentah.
Namun, makanan beku bisa menjadi pilihan yang lebih efisien jika Anda memerlukan bahan yang tahan lama, ingin menjaga asupan nutrisi tetap stabil, atau akan memasaknya menjadi hidangan matang.
Pada akhirnya, baik makanan segar maupun makanan beku memiliki kelebihan masing-masing.
Makanan segar unggul dari segi rasa dan sensasi makan, sementara makanan beku menonjol pada stabilitas nutrisi, harga yang relatif terjangkau, serta kepraktisan penyimpanan. Pilihlah sesuai kebutuhan, preferensi, dan gaya hidup Anda.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]