WahanaNews.co | Media sosial kembali dihebohkan dengan munculnya berita viral terkait mahasiswi bunuh diri di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021) lalu.
Utas yang beredar di Twitter tersebut menyebutkan, mahasiswi berinisial NWR nekat bunuh diri di makam ayahnya karena depresi setelah diduga mengalami tindak perkosaan oleh kekasihnya hingga hamil.
Baca Juga:
Tragis! Pacar Hamil 4 Bulan Ditusuk 25 Kali, AF Terancam Hukuman Mati
Diberitakan, Minggu (5/12/2021), terduga pelaku sendiri merupakan oknum polisi berinisial RB, anggota Polres Pasuruan berpangkat Bripda.
Dari hasil penyelidikan, korban disebut telah melakukan 2 kali aborsi selama menjalin hubungan dengan RB, yaitu pada bulan Maret 2020 dan Agustus 2021.
"Keduanya lalu sepakat menggugurkan kandungan saat 2 kali hamil tersebut. Pertama saat usia kandungan masih hitungan minggu, dan kedua berusia 4 bulan," ujar Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Pol Slamet Hadi Supraptoyo.
Baca Juga:
Raut Wajah Tersangka Vadel Badjideh, Saat Polisi Hadirkan dalam Konferensi Pers
Untuk menggugurkan kandungan pertamanya, NWR disebut meminum obat postinor.
Sedangkan pada kehamilan kedua, wanita berusia 23 tahun tersebut meminum obat cytotec.
Sebenarnya, apa itu postinor dan cytotec?
Guru besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof Dr Zullies Ikawati Apt, menjelaskan bahwa obat atau pil postinor adalah pil KB yang berisi bahan aktif levonorgestrel.
Levonorgestrel merupakan hormon progestin yang menghambat pelepasan sel telur (ovulasi) selama siklus menstruasi berlangsung.
Dia mengatakan, hormon ini dapat menyebabkan perubahan pada tekstur dinding rahim agar tidak ada sel telur yang dapat menempel, serta mengentalkan cairan vagina untuk mencegah sel sperma mencapai sel telur atau disebut pembuahan.
Prof Zullies mengatakan, biasanya obat postinor digunakan sebagai kontrasepsi darurat setelah hubungan seksual tanpa pengaman, jika tidak menginginkan terjadinya kehamilan.
"Obat ini tidak untuk menggugurkan kandungan, tetapi mencegah kehamilan, dan akan lebih efektif jika digunakan dalam waktu 72 jam setelah hubungan seksual. Setelah itu 12 jam setelah minum obat yang pertama," jelas Zullies kepada wartawan, Minggu (5/12/2021).
Sementara, pil cytotec berisi misoprostol, yaitu sejenis prostaglandin sintetik yang memicu kontraksi rahim.
Dikatakannya, obat tersebut sebenarnya merupakan obat tukak lambung yang memiliki efek melindungi lambung.
Akan tetapi, karena memiliki efek samping kontraksi rahim, maka dapat juga digunakan untuk menginduksi kelahiran.
"Secara medis digunakan secara off-label (penggunaan obat di luar fungsi obat yang tertera pada label kemasan) untuk menginduksi kelahiran, tetapi saat ini banyak disalahgunakan untuk aborsi," paparnya.
Penggunaan Pil Postinor dan Cytotec
Zullies menjelaskan, baik obat postinor maupun obat cytotec biasanya direkomendasikan sebagai kontrasepsi darurat selama hubungan seksual suami-istri tanpa pengaman yang mungkin disebabkan karena lupa menggunakan kondom, atau merasa kurang aman meski telah memakai kondom.
Dia menegaskan, kedua obat tersebut tergolong ke dalam obat keras yang harus diresepkan dokter, dan tidak bisa dibeli secara bebas.
Kendati demikian, diakui Zullies, saat ini kerap beredar obat postinor serta cytotec yang diperjualbelikan secara online sehingga risiko pemalsuannya pun sangat tinggi.
Efek Samping Pil Postinor dan Cytotec
"Dampaknya sesuai dengan kerja obatnya. Jika digunakan dengan benar akan diperoleh efek yang diharapkan, misalnya pencegahan kehamilan (pada postinor), dan induksi kontraksi rahim (pada cytotec). Beberapa orang bisa mengalami efek samping yang bervariasi, tetapi umumnya jangka pendek," tuturnya.
Namun, bukan tidak mungkin kedua obat tersebut dapat memberikan efek samping pada kesehatan.
Prof Zullies mengatakan, efek samping levonorgestrel dalam pil postinor antara lain:
- Menyebabkan terjadinya perdarahan
- Banyaknya darah menstruasi
- Payudara mengeras
- Sakit kepala dan lemas
- Mual hingga Muntah
- Nyeri di bagian perut
Sementara, efek samping yang dapat timbul setelah mengonsumsi misoprostol atau pil cytotec, di antaranya:
- Diare
- Kram perut atau sakit perut
- Perut kembung atau buang angin berlebihan
- Rasa panas dan terbakar di dada (heartburn)
- Mual atau muntah. [qnt]