WahanaNews.co | Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin memastikan tren kenaikan kasus virus corona (Covid-19) mingguan di Indonesia terjadi akibat mutasi baru SARS-CoV-2 Omicron subvarian seperti XBB, BQ.1 hingga BA.2.75.
"Kita sudah lihat sekarang itu bukan gerakan [mobilitas warga], bukan. Itu selalu adanya varian dan subvarian baru, selalu," kata Budi dikutip CNN, Selasa (8/11).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Kendati demikian, Budi mengatakan berdasarkan riwayat kasus serupa di negara-negara lain, salah satunya Singapura. Terlihat bahwa varian XBB maupun XBB 1 tingkat kematian dan keparahan penyakit lebih rendah dibandingkan subvarian Omicron BA.1 dan BA.2.
Budi mengingatkan, saat BA.1 dan BA.2 melanda Indonesia, kenaikan kasus Covid-19 harian bahkan bisa mencapai rekor tertinggi yakni 64.718 kasus pada 16 Februari lalu. Sementara XBB dan XBB 1 menurutnya tak akan setinggi subvarian sebelumnya kendati transmisi kasus cepat terjadi.
"Dan kalau dilihat dari Singapura, ya dalam 1,5 bulan sudah sampai puncak dan sudah turun," ujarnya.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Sebelumnya, perkembangan jumlah kasus konfirmasi virus corona di Indonesia mengalami tren peningkatan dalam sepekan terakhir. Kenaikan terhitung 56,94 persen lebih tinggi dibandingkan temuan kasus sepekan sebelumnya.
Berdasarkan data yang dihimpun dari laporan harian pemerintah, tercatat selama periode 25-31 Oktober, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 dalam sepekan berjumlah 20.415 kasus. Sementara pada periode sepekan sebelumnya atau selama 1-7 November, kasus konfirmasi Covid-19 naik menjadi 32.041 orang.
Tren peningkatan kasus konfirmasi Covid-19 itu juga dibarengi dengan tren kenaikan pada kasus kematian warga akibat Covid-19. Selama periode 25-31 Oktober, kasus konfirmasi Covid-19 berjumlah 177 kasus, dan sepekan setelahnya bertambah menjadi 240 kasus atau meningkat sebanyak 35,59 persen.
Dari tren kenaikan kasus tersebut, jumlah testing mingguan Covid-19 di Indonesia juga terpantau mengalami tren kenaikan kendati tak signifikan. Selama periode 25-31 Oktober misalnya, sebanyak 178.729 orang telah diperiksa. Sepekan setelahnya, jumlah warga yang diperiksa naik menjadi 190.165 orang.
Sebagai informasi, capaian pemeriksaan Covid-19 di Indonesia dihitung dari hasil pemeriksaan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR) alias tes swab, tes cepat molekuler (TCM), dan rapid test antigen.[zbr]