WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menegaskan bahwa penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Kondisi ini membuat penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi salah satu prioritas utama pemerintah dalam upaya memperkuat sistem kesehatan nasional.
Baca Juga:
Kemenkes Luncurkan Sandbox Kesehatan 2025 untuk Percepat Inovasi Teknologi Medis
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan bahwa secara global, jumlah kematian akibat penyakit jantung mencapai sekitar 20 juta kasus setiap tahun.
Ia menekankan bahwa langkah menurunkan angka kematian tersebut tidak hanya penting dari sisi kesehatan, tetapi juga berdampak langsung terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Di Indonesia datanya sekitar 250.000 dan banyak bilang ke saya, ini mungkin total cardiovascular itu 30 persen dari overall death. Karena kita bisa mengatasi ini, kita akan mengurangi kesengsaraan masyarakat,” kata Budi Gunadi Sadikin saat memberikan sambutan di acara Pembukaan Indonesia Internasional Cardiovascular Summit (IICS) 2025 di Jakarta, Sabtu (22/11/2025).
Baca Juga:
Dinas Kesehatan dan Puskesmas Jadi Garda Depan Pengawasan Pangan Program MBG
Lebih jauh, Menkes meminta jajarannya memperkuat tindak lanjut terapi bagi masyarakat yang telah teridentifikasi memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Ia menegaskan bahwa upaya pencegahan harus dilakukan sedini mungkin agar masyarakat tetap sehat dan tidak sampai membutuhkan tindakan medis lanjutan yang lebih berat.
“Saya minta ke Ibu Nadia pastikan protokol pemberian amlodipin, metformin, dan statin untuk jutaan, bahkan puluhan juta orang, harus jalan. Sehingga mereka bisa terkontrol, ini merupakan strategi yang paling bagus,” kata Menkes Budi menutup.