WahanaNews.co | Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin secara resmi mulai mengenalkan jalur kesehatan di forum G20 kepada para Menteri Kesehatan negara anggota, untuk menentukan arah perjalanan dunia dalam mengakhiri pandemi.
Menkes juga menekankan pentingnya dukungan global sebagai kunci pemulihan sistem kesehatan yang terdampak pandemi COVID-19.
Baca Juga:
RSCM Jakarta Catat Seejarah, Sukses Operasi Pasien Pakai Teknologi Robotik
"Sudah hampir dua tahun sistem kesehatan dunia mendapatkan tekanan besar untuk bangkit dan pulih dari pandemi COVID-19. Sebab pandemi tidak hanya berdampak pada sistem kesehatan global namun juga berdampak pada kehidupan masyarakat global," kata Budi Gunadi Sadikin melalui pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Salah satu pelajaran penting dari pandemi COVID-19, kata Budi, adalah arsitektur kesehatan global yang bergerak lambat merespons pandemi dan tidak siap untuk mencegah keadaan kedaruratan kesehatan masyarakat di masa depan.
Tema Presidensi G20 “Recover Together, Recover Stronger” bertujuan untuk membangun kembali arsitektur kesehatan global yang lebih kuat dan dapat bertahan menghadapi krisis kesehatan di masa depan serta mempersiapkan generasi mendatang yang lebih baik.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Budi mengatakan Kementerian Kesehatan selaku ketua Health Working Group telah menetapkan tema “Menata Ulang Arsitektur Kesehatan Global” dengan tiga isu prioritas bidang kesehatan, yaitu membangun ketahanan sistem kesehatan global, harmonisasi standar protokol kesehatan global serta memperluas manufaktur global dan pusat pengetahuan untuk pencegahan pandemi, kesiapsiagaan, dan respons.
Lewat ketiga fokus itu, Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama membangun kolaborasi untuk pemulihan pandemi yang dipercepat dan kuat dengan tetap berpegang pada prinsip solidaritas, akuntabilitas, dan kesetaraan.
Budi mengatakan sektor kesehatan juga belum memiliki mekanisme global yang dapat dengan cepat memobilisasi sumber daya, baik dalam pendanaan maupun penanggulangan medis penting lainnya dalam menanggapi krisis kesehatan masyarakat.
Selain itu, juga ada perbedaan mencolok dalam kapasitas berbagai negara dan wilayah untuk mendeteksi dan memantau patogen yang muncul dengan surveilans genomic, kata Budi.
“Respons kolektif negara G20 akan menentukan jalannya pandemi saat ini dan masa depan. Hari ini adalah saat untuk mengubah arsitektur kesehatan global kita,” katanya.
Melalui semangat kemitraan, Budi mengajak para pemimpin G20 untuk terus berkolaborasi membangun mekanisme global dalam pengumpulan sumber daya untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi, peningkatan kemampuan surveilans genomic secara global termasuk pemulihan sistem kesehatan yang lebih kuat dan berkelanjutan.
“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi atas dukungan dan komitmen yang diberikan dalam jalur kesehatan Presidensi G20. Belajar dari pandemi, kita harapkan bisa lebih cepat merespons pandemi dan lebih siap untuk mencegah keadaan kedaruratan kesehatan masyarakat di masa depan,” ujarnya. (bay)