WahanaNews | Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan salah satu upaya mencegah kekerdilan atau stunting adalah dengan pemenuhan gizi seimbang.
"Pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan balita sangat penting untuk mencegah terjadinya stunting" terang Muhadjir Effendy di Jakarta, Rabu
Baca Juga:
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Serukan Upaya Pencegahan Pornografi Secara Komprehensif dan Terpadu
Menko PMK memastikan bahwa pemerintah terus melakukan intervensi secara komprehensif guna mencegah stunting.
"Misalnya melalui program pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri dan program tambahan asupan gizi untuk ibu hamil," katanya
Menurut Muhajit pemberian tablet tambah darah sangat penting untuk mencegah anemia dan meningkatkan kesehatan remaja putri yang akan menjadi calon ibu.
Baca Juga:
Jokowi Akan Buka PON XXI Aceh-Sumut, Tarian Kolosal Malahayati Siap Pukau Penonton
“Tablet darah bertujuan untuk mencegah anemia pada remaja putri sehingga diharapkan saat nantinya para remaja putri Ini menikah dan hamil maka kondisi kesehatannya akan baik dan akan melahirkan bayi yang juga sehat,” katanya.
Menko PMK juga berharap pemerintah daerah terus memperkuat edukasi dan sosialisasi mengenal pentingnya pemenuhan gizi seimbang bagi ibu hamil dan balita sertu pentingnya pencegahan anemia pada remaja putri.
Sementara itu Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto menambahkan bahwa pemerintah melalui posyandu dan puskesmas terus memastikan terpenuhinya asupan gizi untuk ibu hamil agar tidak terjadi kekurangan gizi kronik.
Pemerintah juga terus berupaya melengkapi puskesmas dengan Usa untuk mempertajam identifikasi ibu hamil, sementara pascakelahiran juga dilakukan program untuk mendukung pemenuhan konsumsi protein hewani bagi balita," katanya.
Agus mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk mencapai target benurunan shunting pada tahun 2024 mendatang.
"Seperti diketahui bahwa prevalensi stunting harus torun sebesar tiga perem per tahun hingus menjadi 14 persen pada 2024 Semeltara prevaler stunting seat sebesar 24 persen," katanya.
Agus menambahkan bahwa berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24.4 persen atau 5,33 juta balita. [sdy]