WahanaNews.co | Masyarakat diminta agar terus mewaspadai perkembangan Covid-19 di Indonesia.
Menurut Epidemiolog dr. Dicky Budiman, masyarakat harus tetap mewaspadai Covid-19 subvarian Arcturus meskipun sudah melakukan vaksinasi.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
"Masyarakat perlu waspadai Covid-19 subvarian Arcturus meskipun sudah di vaksin karena subvarian ini lebih efektif," kata dr. Dicky di Jakarta, Senin (10/4/2023).
Dicky mengatakan subvarian XBB.1.16 (nama resmi subvarian Arcturus) merupakan turunan dari subvarian Omicron, namun subvarian ini lebih efektif karena terdapat mutasi spike protein yang menyebabkan virus lebih mudah menerobos masuk ke dalam sistem imun tubuh manusia.
Sebelumnya di India terdapat lonjakan kasus Covid-19 yang diakibatkan oleh infeksi subvarian Arcturus sebanyak 6.155 kasus baru dalam 24 jam dengan jumlah total kasus aktif sebanyak 31.194 kasus per Sabtu (8/4/2023).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Dia juga mengatakan kondisi India hampir mirip dengan Indonesia dimana banyak masyarakat hidup di pemukiman padat penduduk yang tercampur antara masyarakat yang sudah dan belum divaksinasi.
"Kalau begitu kan ada herd immunity (kekebalan kelompok), tapi kok masih bisa tembus dan mengakibatkan banyak kematian? Ini kan harus dicurigai," kata peneliti di Universitas Griffith, Australia tersebut.
Dia mengatakan masyarakat harus mencurigai subvarian Arcturus apakah subvarian tersebut begitu efektif sehingga mampu menembus herd immunity masyarakat India ataupun terdapat pemicu lain seperti kualitas udara dan sanitasi yang buruk serta penyakit komorbid yang ada di India.
Sejauh ini terdapat isu yang mengatakan subvarian Arcturus memiliki kekebalan tertentu terhadap beberapa jenis vaksin, namun isu tersebut ditepis oleh dr. Dicky karena belum ada penelitian lebih lanjut terkait hal itu.
Setidaknya tercatat 22 negara yang melaporkan kepada WHO (World Health Organization) yang melaporkan adanya infeksi Covid-19 subvarian Arcturus termasuk diantaranya Singapura dan Malaysia sebagai negara tetangga Indonesia.
"Bukan berarti Indonesia bebas, masalah klasiknya kan ada pada lemahnya pendeteksian. Bedanya sekarang herd immunity masyarakat Indonesia sudah membaik," kata dr. Dicky.
Dicky mengingatkan agar tetap menjaga protokol kesehatan meski PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) telah dicabut, namun protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, serta tidak berkerumun juga harus menjadi perilaku baru bagi masyarakat. Vaksinasi juga akan meringankan dari risiko subvarian Arcturus.
Meskipun tidak sepenuhnya membuat kebal, setidaknya bisa menghindarkan dari resiko kematian, tambah dia. [Tio/Ant]