WahanaNews.co | Wabah Covid-19 di China diprediksi bakal mengalami rebound dalam beberapa bulan ke depan, lantaran 80 persen orang telah terinfeksi. Hal itu diungkapkan ilmuwan terkemuka pemerintah China.
"Pergerakan massa selama periode liburan Tahun Baru China yang sedang berlangsung dapat menyebarkan pandemi, meningkatkan infeksi di beberapa daerah, tetapi gelombang Covid-19 kedua tidak mungkin (terjadi) dalam waktu dekat," kata kepala ahli epidemiologi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Wu Zunyou, di platform media sosial Weibo seperti dikutip dari Channel News Asia, Minggu (22/1/2023).
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Ratusan juta warga China bepergian ke seluruh negeri untuk berkumpul bersama keluarga mereka selama libur Tahun Baru Imlek. Ini terjadi setelah China mencabut pembatasan Covid-19 paling ketat di dunia.
Melansir Sindonews, situasi ini pun menimbulkan kekhawatiran akan terjadi wabah baru di daerah pedesaan yang sarana dan prasarana kesehatannya kurang lengkap untuk menangani wabah besar.
Sebelumnya, pada hari Kamis lalu seorang pejabat Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan negara itu telah melewati puncak pasien Covid-19 di klinik demam, ruang gawat darurat dan dengan kondisi kritis.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Menurut data pemerintah hampir 60.000 orang dengan Covid-19 meninggal di rumah sakit pada 12 Januari, kira-kira sebulan setelah China tiba-tiba membongkar kebijakan nol-Covidnya.
Tetapi beberapa ahli mengatakan bahwa angka itu kemungkinan mengecilkan kemungkinan dampak penuh dari Covid-19. Pasalnya, angka-angka itu mengecualikan mereka yang meninggal di rumah dan banyak dokter mengatakan mereka tidak disarankan untuk menyebut Covid-19 sebagai penyebab kematian. [rna]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.