WahanaNews.co | Dokter spesialis penyakit dalam konsultan diabetes endokrinologi, dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD-KEMD, PhD mengungkapkan soal anggapan bahwa obesitas diperbolehkan selama tubuh dalam kondisi sehat sebenarnya menyesatkan atau misleading.
“Dulu kita seringkali bilang, ‘Saya boleh dong, dok, obes tapi sehat kok’ atau kita kenal istilah medisnya adalah metabolically healthy obese. Obes tapi tidak ada gangguan kesehatan. Tapi ternyata hal ini dibantah dari studi terakhir di Inggris,” kata dokter dari Himpunan Studi Obesitas Indonesia (Hisobi) itu dalam webinar yang digelar Kemenkes di Jakarta, Senin (14/11/2022).
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Dicky memaparkan studi UK Biobank itu melibatkan lebih dari 300 partisipan selama sekitar 5 hingga 10 tahun untuk meneliti apakah orang dengan metabolically healthy obesity (MHO) itu benar-benar sehat.
Hasil studi menunjukkan bahwa pasien dengan MHO memiliki risiko diabetes empat kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak obesitas dan metabolik yang sehat.
Selain itu, MHO juga memiliki risiko penyakit jantung, gagal jantungnya, dan risiko gangguan respirasi yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
“Jadi labeling dari obesitas yang sehat itu sebenarnya misleading. Jadi seharusnya pasien dengan obesitas harus direkomendasikan untuk menurunkan lemak tubuhnya supaya risiko gangguan kesehatannya menurun,” kata Dicky.
Dia menggarisbawahi bahaya obesitas yang dapat menimbulkan risiko penyakit diabetes.
Dicky menyebutkan, menurut data yang dia himpun, sebanyak 70 persen pasien diabetes di Indonesia ternyata obesitas.