"Jika tidak diantisipasi dengan baik maka risiko ini akan menimbulkan kenaikan kasus secara signifikan," lanjutnya.
Dari delapan studi lainnya di China, orang tanpa gejala dapat menyumbangkan sekitar 24 persen dari keseluruhan penularan yang terjadi di populasi. Sementara saat ini, teknologi belum dapat mengukur secara pasti kemampuan orang positif, termasuk orang tanpa gejala, untuk menulari orang lain.
Baca Juga:
Komisi Kesehatan China (NHC) Hentikan Publikasi Data Harian Kasus Covid-19
Bahkan dengan metode testing seperti PCR yang dapat mengukur CT Value sendiri, hanya mengukur jumlah virus dalam tubuh seseorang, bukan jumlah virus yang mampu ditularkan dari orang tersebut ke orang lainnya.
Berdasarkan fakta ini, Wiku mengingatkan sikap paling bijak yang dapat dilakukan bersama adalah menerapkan protokol kesehatan 3M secara menyeluruh baik untuk orang sehat maupun sakit.
Strategi lainnya, mengantisipasi keberadaan kasus tanpa gejala yaitu dengan meningkatkan rasio kontak erat atau jumlah orang yang diidentifikasi sebagai suspek kasus.
Baca Juga:
Tengkuk Leher Terasa Berat dan Pegal, Benarkah Ciri-ciri Darah Tinggi?
Perlu dipertimbangkan juga ambang waktu yang tepat dan metode testing yang lebih akurat untuk melakukan testing sejak pertama kali terpapar untuk menjamin hasil tes yang keluar benar-benar akurat. Kemudian, melakukan surveilans aktif khususnya pada tempat-tempat yang berisiko tinggi terjadi penularan atau hotspot penularan seperti rumah sakit, kantor, maupun sekolah.
Serta memprioritaskan percepatan vaksinasi pada kelompok rentan seperti lansia, penderita komorbid, dan orang yang belum divaksinasi sama sekali atau dosis penuh untuk mencegah risiko kematian yang tinggi. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.