WahanaNews.co |
Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka meminta agar spekulan tak bermain di
tengah kelangkaan tabung oksigen yang terjadi saat ini.
Mereka meminta agar aparat
menindak hukum apabila terdapat spekulan yang mengambil untung di tengah
krisis.
Baca Juga:
Tabung Oksigen Rp 4,5 Juta per Unit di Diskes Dairi, PPK Bantah Mark Up
Diketahui, stok tabung
oksigen di Pasar Pramuka sudah habis sejak Jumat (25/6/2021).
Hingga saat ini, pedagang
belum mendapat stok tabung lagi dari agen distributor.
"Kami sebagai pedagang
mengimbau ke Pemprov DKI untuk segera menindak kalau memang ada spekulan-spekulan.
Atau, pihak kepolisian tolong mereka ditangkaplah, atau disidak," kata
Ketua Harian Himpunan Pedagang Farmasi Pasar Pramuka, Yoyon, saat ditemui wartawan
di Pasar Pramuka, Jaktim, Senin (28/6/2021).
Baca Juga:
Bukan Paru-Paru, Ini Organ Tubuh yang Diincar Omicron
Menurutnya, kelangkaan
terhadap tabung oksigen itu dapat terjadi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Apalagi, permintaan
masyarakat sedang tinggi-tingginya, namun penjual tak memiliki stok yang cukup
untuk memenuhi hal tersebut.
Sehingga, kata dia, perlu
agar dilakukan penyaluran tabung oksigen untuk mencegah terjadinya kelangkaan
saat ini.
Namun demikian, di sisi lain
pihak pedagang juga meminta agar masyarakat tak membeli barang ini apabila
memang tak terlalu membutuhkan tabung oksigen.
Hal itu dilakukan untuk
menutup celah spekulan bermain di bidang alat kesehatan ini.
"Masyarakat gak usah panik, karena itu tidak terlalu
dibutuhkan, oksigen itu. Kecuali di keluarganya ada asma atau jantung, silakan.
Cuma, kalau hanya untuk standby atau
yang lain, mendingan nanti dulu dah,"
ucapnya.
Dia pun merasa, hingga saat
ini, terdapat permasalahan distribusi tabung oksigen dari agen distributor.
Pasalnya, sejak Jumat (25/6/2021),
belum ada toko di Pasar tersebut yang mendapat stok tambahan dari agen setelah
diborong masyarakat.
"Harga masih stabil,
sekitar Rp 750 ribu sampai dengan Rp 800 ribu per kubiknya," ucap dia.
"Tapi, kita belum tahu
untuk harga hari ini. Sampai saat ini, kami belum tahu distributor kasih harga
berapa," tambahnya lagi.
Gubernur DKI Jakarta, Anies
Baswedan, menyebut, terjadi lonjakan kebutuhan untuk tabung oksigen hingga 3
kali lipat dari normal di DKI.
Eks Menteri Pendidikan ini
mengungkap kendala pasokan oksigen untuk pasien Covid-19 yang sempat terjadi di
Jakarta bukan akibat stok menipis.
Masalah itu, kata dia, akibat
distributor kekurangan tenaga pengantar dan armada untuk mendistribusikan ke
berbagai rumah sakit di Jakarta.
"Teman-teman distributor punya pasokan oksigen yang cukup namun
terkendala kekurangan armada dan orang untuk mengantarkan ke RSUD-RSUD kita,
seiring meningkatnya permintaan," ujar Anies, dikutip dari akun
Instagram @aniesbaswedan, Senin (28/6/2021).
[qnt]