WahanaNews.co | Secara umum penyebab diare adalah karena infeksi. Hanya saja, ada beberapa hal diare disebabkan karena proses gangguan pada saluran cerna akibat makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga tubuh tidak mampu melakukan detoksikasi atau terkadang makanan baru yang tubuh belum kenal.
Diare juga bisa saja terjadi pada pasien Covid-19 dan memiliki gejala yang sama dengan diare biasa (mual, kembung, frekuensi buang air yang sama).
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Sebagaimana dilansir laman situs RSAB Harapan Kita, penyebab diare menjadi salah satu gejala Covid-19 yaitu adalah bahwa virus SARS-CoV-2 bisa masuk dalam tubuh melalui mata, hidung dan mulut.
Virus kemudian menempel ke dalam sel tubuh lalu melakukan infeksi, artinya melakukan penetrasi di dalam sel, sampai akhirnya sel pecah dan virus menyebar ke seluruh tubuh.
Gejala diare pada pasien Covid-19 bisa muncul di hari kedua hingga hari keempat. Meski belum pernah dilaporkan adanya kondisi yang fatal akibat diare, tapi dianjurkan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang cukup dengan cara memastikan frekuensi buang air kecil dan warnanya kuning tidak pekat.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Lalu apa perbedaan diare biasa dengan diare Covid-19?
Dokter spesialis penyakit dalam Duddy Mulyawan Djajadisastra menjelaskan ada tiga hal yang menyebabkan seseorang bisa mengalami konstipasi yaitu kecukupan minum, aktivitas (jalan kaki) serta komposisi serat dalam makanan.
"Secara umum gambaran diare yang terjadi pada pasien Covid-19 bisa dikatakan sama dengan diare yang terjadi pada infeksi yang lain tapi yang membedakan yaitu penyebabnya," kata Duddy, Januari 2021, seperti dikutip laman RSAB Harapan Kita.
"Biasanya diare yang disebabkan karena makanan saja, selesai dalam waktu 2 hari dan apabila lebih dari 2 hari, harus waspada."
Untuk memastikan penyebab diare karena Covid-19, Duddy menyarankan untuk melakukan pemeriksaan tes antigen atau PCR, apalagi jika memiliki kontak erat dengan pasien Covid-19, berada di tengah kerumunan atau sehabis bepergian ke luar kota.
"Jadi harus tetap pastikan untuk selalu menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Selain itu juga tetap menjaga makanan yang mengandung probiotik, menjaga keseimbangan makanan (sayur mayur dan buah-buahan)," tambahnya. [bay]