WahanaNews.co | Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan dua cara mengatasi perubahan iklim pada pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di New Delhi.
Dua cara itu adalah perlu upaya masif dan radikal.
Baca Juga:
Kerja Sama Bisnis antara Indonesia dan Brasil Terus Ditingkatkan pada Berbagai Bidang Prioritas
Pernyataan itu dia sampaikan ketika memimpin delegasi Indonesia dalam sesi pertama KTT G20 di New Delhi, India yang mengangkat topik One Earth.
"Bapak Presiden menyampaikan perlunya upaya masif dan radikal untuk mengatasi perubahan iklim," ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi terkait kunjungan Presiden Jokowi ke India dalam rangka menghadiri KTT G20, dalam keterangan pers di Jakarta, Minggu (10/9/2023).
Menlu Retno mengatakan bahwa untuk mengatasi perubahan iklim, Presiden Jokowi menekankan dua pendekatan, yang pertama adalah percepatan transisi menuju ekonomi rendah karbon.
Baca Juga:
Menko Airlangga Lanjut Dampingi Presiden Prabowo di Konferensi Tingkat Tinggi G20 Brasil
Presiden menilai komitmen negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik untuk pendanaan iklim sebesar 100 milyar dolar AS (sekitar Rp1,53 kuadriliun) per tahun, maupun fasilitas pendanaan kerugian dan kerusakan.
Untuk itu Indonesia mendesak pentingnya alih teknologi untuk investasi hijau. Sementara itu, pendekatan lainnya adalah mengenai pentingnya pendanaan inovatif.
Presiden mengatakan sinergi pemerintah dan swasta akan menjadi penentu perubahan seperti G20 Bali Global Blended Finance Alliance. Sementara, Just Energy Transition Partnership (JETP) juga dinilai perlu diperluas dan diperbesar.