WahanaNews.co | Sebagai peserta aktif Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) selama lima tahun terakhir, Kurnia (41) dan suami merasa sangat terbantu karena tidak perlu mengeluarkan biaya yang fantastis untuk proses persalinan.
Kebahagiaan terpancar dari wajah Kurnia yang baru saja melahirkan putra pertamanya secara caesar di salah satu rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Baca Juga:
Hampir 100 Persen Terdaftar BPJS Kesehatan, Unting: Manfaat JKN Sudah Dirasakan Warga Jakarta Barat
Hal ini membuat mereka lebih tenang dalam menghadapi proses kelahiran putra pertama mereka.
"Sebelum menggunakan Kartu JKN, saya sempat konsultasi ke rumah sakit swasta dengan biaya pribadi dan ternyata biayanya sangat besar, terutama untuk persalinan caesar. Suami saya awalnya berpikir untuk menggunakan biaya pribadi, namun akhirnya saya meyakinkan untuk memanfaatkan Program JKN. Akhirnya, suami saya setuju dan kami sangat bersyukur karena seluruh biaya persalinan ditanggung oleh BPJS Kesehatan," ujar Kurnia saat ditemui di kediamannya dikutip dari keterangan resmi BPJS Kesehatan Cabang Jakarta Barat, Senin (11/11/2024).
Selama menjalani proses kehamilan hingga persalinan, Kurnia merasakan pelayanan yang maksimal dari Program JKN.
Baca Juga:
Berhasil Optimalkan Pelaksanaan JKN , 493 Kepala Daerah Terima Penghargaan UHC Awards Dari Wakil Presiden
Mulai dari pemeriksaan kehamilan rutin, Ultrasonografi (USG), persalinan caesar, perawatan paska melahirkan, hingga perawatan bayi baru lahir semuanya ditanggung penuh.
Pengalaman positif ini ingin ia bagikan kepada masyarakat luas agar semakin banyak yang memanfaatkan Program JKN.
Dengan adanya Program JKN memberikan jaminan pelayanan kesehatan yang komprehensif untuk ibu hamil.
Sebagai Informasi, peserta Program JKN mendapatkan fasilitas pelayanan seperti pemeriksaan kehamilan, USG, persalinan baik normal maupun caesar, perawatan nifas, hingga pelayanan bayi baru lahir.
Semua ditanggung sesuai dengan indikasi medis yang ditetapkan oleh tenaga kesehatan profesional di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Kurnia mengatakan, Program JKN ini sangat membantu karena proses persalinan, apalagi caesar, membutuhkan biaya yang sangat besar.
Belum lagi biaya pemeriksaan kehamilan rutin selama sembilan bulan dan perawatan setelahnya.
Selain rasa syukurnya atas pelayanan yang ditanggung Program JKN, Kurnia juga tidak pernah merasakan perbedaan pelayanan antara pasien umum dengan pasien BPJS Kesehatan.
Menurutnya, Program JKN sangat membantu masyarakat dari segala kalangan, terutama untuk pelayanan kesehatan yang membutuhkan biaya besar seperti persalinan.
Abdul, sang suami, menambahkan bahwa proses administrasi untuk menggunakan layanan persalinan BPJS Kesehatan juga sangat mudah.
"Kami hanya perlu memastikan status kepesertaan JKN aktif dan mengikuti prosedur rujukan berjenjang. Petugas yang berada di fasilitas kesehatan melayani dengan baik. Saya merasa tidak ada perbedaan kualitas layanan baik pasien umum maupun pasien peserta BPJS Kesehatan. Jadi, saya dan istri merasa senang, pelayanannya bagus, dan tidak ada keluar biaya sama sekali. Semua ditanggung BPJS Kesehatan," kata Abdul.
Abdul juga memberikan pesan kepada masyarakat, khususnya pasangan muda yang berencana memiliki anak. Sangat penting untuk segera menjadi peserta aktif Program JKN. Dirinya sudah merasakan manfaatnya secara nyata. Biaya persalinan, terutama caesar, bisa mencapai puluhan juta rupiah.
Dengan menjadi peserta Program JKN, masyarakat bisa mendapatkan pelayanan berkualitas tanpa khawatir masalah biaya. Ini adalah bentuk nyata dari gotong royong, di mana saling membantu sesama warga negara Indonesia.
Melalui Program JKN, BPJS Kesehatan terus berkomitmen memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh peserta, termasuk dalam pelayanan kesehatan ibu dan anak.
Pelayanan yang komprehensif ini mencakup berbagai aspek kesehatan maternal, mulai dari masa kehamilan hingga persalinan dan perawatan setelahnya.
Dengan adanya program ini, diharapkan dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan yang dibutuhkan.
[Redaktur: Zahara Sitio]