WahanaNews.co | Pada
Hari Tembakau Sedunia yang jatuh pada hari ini, Senin, 31 Mei 2021, Gubernur
DKI Jakarta Anies Baswedan mengajak warga, khususnya di Ibu Kota untuk mulai
berhenti merokok.
"Berani berhenti merokok, apapun jenisnya. Perokok
memiliki risiko lebih besar mengalami gejala yang parah dan meninggal akibat
Covid-19," tulis Anies melalui akun Instagramnya,@aniesbaswedan, Senin 31
Mei 2021.
Baca Juga:
Industri Tembakau Dinilai Berperan Sebagai Penggerak Ekonomi di Daerah
Meminjam data Susenas Badan Pusat Statistik Maret
2019, Anies menyebut, sebanyak 26 persen warga DKI Jakarta adalah perokok dan
menghabiskan 10,3 batang rokok per hari.
Anies mengatakan berhenti merokok tak hanya bermanfaat
bagi kesehatan, namun juga dapat menekan pengeluaran. Alih-alih dibelanjakan
untuk membeli rokok, uang justru bisa ditabung sehingga dapat dialokasikan
kepada hal lain yang lebih memberi manfaat.
"Ayo berhenti merokok, ciptakan kualitas hidup yang
lebih sehat bagi diri sendiri dan keluarga, bisa lebih banyak menabung, dan
bisa dibelanjakan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat,"
Baca Juga:
Polda Jambi Gelar Upacara Sertijab Karo Ops, Dir Intelkam, Kapolres Batanghari dan Kapolres Bungo
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini pun
mengajak warga DKI untuk dukung Kampanye #BeraniBerhenti pada Hari Tanpa Tembakau
Sedunia tahun 2021.
Kampanye Hari Tanpa Tembakau Sedunia merupakan program
yang digagas oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) yang ditetapkan pada 31 Mei dan
diperingati setiap setahun sekali.
Negara-negara anggota WHO mencanangkan Hari Tanpa
Tembakau Sedunia pada 1987 untuk menarik perhatian global terhadap epidemi
tembakau dan kematian, serta penyakit yang dapat dicegah.
Kampanye tersebut bertujuan untuk menyebarkan
kesadaran tentang bahaya tembakau dan dampak negatifnya terhadap kesehatan.
Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia juga merupakan upaya dalam menekan
eksploitasi industri nikotin yang ditujukan kepada kaum muda pada khususnya.
WHO melaporkan 8 juta kematian setiap tahun akibat
konsumsi tembakau. Tembakau merupakan penyebab utama gangguan pernapasan
seperti penyakit paru obstruktif kronik, TBC, dan penyakit paru-paru lainnya.
Pada tahun 2008, WHO melarang segala jenis iklan atau
promosi tembakau. Sebagai negara terpadat di dunia, China adalah pemimpin dalam
industri rokok. Lebih dari 30% dari total rokok di dunia diproduksi dan
dikonsumsi di China pada tahun 2014. (Tio)