WahanaNews.co | Ruang perawatan di banyak rumah sakit yang penuh, banyak dikeluhkan masyarakat.
Tak hanya pasien Covid-19, tetapi pasien non Covid-19 juga mengalami kesulitan mendapatkan ruang perawatan.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Bahkan, pasien yang mau dipindahkan ke ruang perawatan tak jarang harus menunggu hingga berhari-hari di ruang instalasi gawat darurat (IGD).
Kondisi ini juga kerap dialami di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng, Jakarta Barat.
Menanggapi hal ini, drg. Bambang Suheri, MAP, Direktur RSUD Cengkareng mengakui bahwa selama ini hampir semua rumah sakit baik itu pemerintah maupun swasta mengalami kondisi tersebut, termasuk di RSUD Cengkareng yang dia pimpin.
Baca Juga:
RSUD Cengkareng Gelar FKP, Paparkan Pengembangan Pelayanan Kesehatan
Bambang menjelaskan kondisi penumpukan di ruang IGD diakuinya selain karena keterbatasan jumlah ruang perawatan yang tersedia di RSUD Cengkareng, juga disebabkan banyaknya jumlah pasien yang critical care yang membutuhkan dokter spesialis.
“Masyarakat kita masih banyak berpikir bahwa rumah sakit tempat semua penyakit, padahal banyak pasien yang critical care (perawatan kritis) yang membutuhkan dokter spesialis dan membutuhkan banyak ruangan,” ujar Bambang kepada WahanaNews.co usai menjadi narasumber dalam acara Forum Konsultasi Publik di RSUD Cengkareng, Jumat (11/8/2023).
Menurut laporan yang dia terima, banyak pasien yang berobat ke rumah sakit, setelah diobservasi dokter kurang lebih 6 jam, sebenarnya sudah diperbolehkan pulang untuk menjalani perawatan jalan.