Selain perokok aktif, paparan asap rokok bagi perokok pasif juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya angguan pernapasan dan PPOK karena partikel dan gas yang masuk ke dalam pernapasan.
2. Polusi oleh zat-zat produksi
Baca Juga:
Pasien Asma Jangan Gunakan Obat Jenis SABA Berlebihan, Begini Penjelasannya
Berdasarkan penelitian Cohort Longitudinal menunjukkan bahwa ada hubungan antara polusi udara dan penurunan pertumbuhan fungsi paru di usia anak-anak hingga remaja.
Hubungan ini diamati dengan ditemukannya karbon hitam di makrofag pada saluran pernapasan dan penurunan fungsi paru.
Oleh karena itu, anak-anak dan remaja atau orang yang sudah lanjut usia tidak seharusnya terlalu sering terpapar polusi oleh zat-zat produksi yang biasa dihasilkan di kota-kota besar.
Baca Juga:
57,5 Persen Pasien di Indonesia Masih Alami Serangan Asma
3. Faktor genetik
Risiko genetik memang tidak bisa terlepas dari sebuah penyakit tertentu, termasuk dalam PPOK. Risiko genetik terhadap keterbatasan bernapas telah diamati pada orang-orang terdekat dari penderita PPOK berat yang juga perokok.
Faktor risiko genetik yang pernah ditemukan adalah adanya defisiensi berat antitripsin alfa-1 yang merupakan inhibitor dari sirkulasi serin protease.