Pada kesempatan yang sama, Menkes Budi juga menyinggung harapan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang ingin menjadikan Indonesia sebagai Indonesia Emas dan Negara Maju.
Ia menjelaskan, umumnya berhasil atau tidaknya sebuah negara menjadi negara maju dapat dilihat dari puncak bonus demografi, yaitu masa di mana usia produktif lebih besar dibandingkan usia non-produktif. Indonesia diperkirakan akan mencapai puncak bonus demografi pada 2030.
Baca Juga:
RSCM Jakarta Catat Seejarah, Sukses Operasi Pasien Pakai Teknologi Robotik
Untuk memenuhi target tersebut, Menkes Budi mengutarakan bahwa Indonesia perlu memenuhi kriteria negara maju, salah satunya dapat dilihat dari pendapatan per kapita masyarakat sebesar 13 ribu dolar Amerika Serikat (AS) per tahun atau Rp15 juta per bulan. Agar tercapai, Indonesia perlu mencetak generasi sehat dan produktif.
“Enam tahun lagi dari sekarang. Kalau tahun itu gagal maka akan semakin susah bagi Indonesia untuk menjadi negara maju, dan akibatnya Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan menengah terus,” katanya.
Menurutnya, hal ini perlu dipersiapkan mulai dari menjaga kesehatan anak dari usia minus sembilan bulan. Sebab, jika seorang anak telanjur terlahir stunting maka akan menurunkan produktivitas kehidupan anak tersebut.
Baca Juga:
Kasus Bullying PPDS, Menkes Minta Semua Fakultas Kedokteran Investigasi
Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Sofian Ibrahim mengatakan, wilayah dengan julukan ‘Serambi Madinah’ itu masih memiliki berbagai tantangan, salah satunya masalah stunting.
Berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia, Sekda Sofian melaporkan, terdapat peningkatan kasus stunting di Provinsi Gorontalo dari tahun ke tahun.
“Tahun ini seharusnya angka stunting itu ada di level 14 persen, tapi ketika dilakukan survei kesehatan Indonesia awal tahun ini, untuk memotret stunting di 2023 kemarin agak naik 3,1 persen dari 23,8 persen menjadi 26,9 persen,” katanya.