Kebugaran perokok lebih rendah daripada bukan perokok
Demi mencapai performa puncak saat berolahraga, jantung, paru-paru dan otot membutuhkan suplai darah yang kaya oksigen.
Baca Juga:
Ayah Chandrika Chika Kaget Putrinya Pakai Narkoba
Saat kita mengisap rokok tembakau, karbon monoksida dalam rokok akan mengikat sel darah merah dan menyebabkan jumlah oksigen yang dialirkan ke otot dan jaringan tubuh lain berkurang. Hal itu kemudian akan memicu peningkatan asam laktat zat yang membuat otot terasa seperti terbakar, kelelahan, napas menjadi lebih berat, serta peningkatan rasa sakit usai berolahraga.
Penurunan kadar oksigen mengurangi daya tahan fisik, dan membuat kita kesulitan berolahraga dengan baik. Aktivitas sehari-hari seperti menaiki tangga juga terganggu jika kita merokok. Karena penurunan oksigen, detak jantung istirahat (resting heart rate) pada perokok menjadi lebih tinggi.
Jantung bekerja lebih keras untuk memberikan oksigen yang memadai ke tubuh. Kerja jantung yang lebih keras ini membuat kita lebih cepat lelah ketika berolahraga.
Baca Juga:
Berkah Ramadhan, Atomizer Bandung Community Bagikan Takjil Gratis
Studi menemukan, kadar karbon monoksida dalam produk vape cenderung lebih rendah daripada rokok konvensional. Namun, bukan mustahil perokok vape bisa terpapar tingkat karbon monoksida yang lebih tinggi.
Satu studi yang meneliti tentara Angkatan Darat AS (US Army) mengungkapkan, perokok vape yang berlari 2 mil (sekitar 3,2 kilometer) lebih lambat 27 detik daripada tentara yang tidak merokok.
Mereka juga melakukan lebih sedikit sit up dan push up dibandingkan peserta non-perokok.