Global Fund merupakan kemitraan internasional yang didanai terutama oleh pemerintah berbagai negara untuk mempercepat berakhirnya AIDS, tuberkulosis, dan malaria sebagai epidemi.
Pembiayaan ini menggunakan pendekatan berbasis hasil yang akan terfokus pada tiga area. Pertama, memperkuat respons terkait penanganan TBC di tingkat daerah atau sub-nasional, seperti penemuan kasus, cakupan pengobatan, dan respons tepat waktu, di mana hasil dari area pertama ini akan terhubung dengan transfer fiskal daerah.
Baca Juga:
Kasus TBC Meningkat, Pemkab Dairi Gelar Rencana Aksi Eliminasi
Kedua, memperkuat tanggapan terhadap penanganan TBC di antara penyedia layanan kesehatan primer, termasuk penyedia layanan kesehatan swasta.
Pembiayaan akan membantu menghubungkan penyedia layanan dari sektor swasta dengan program TBC nasional, dan memudahkan mereka untuk memberi tahu, mendiagnosis, dan mengobati TBC dengan meningkatkan akses mereka pada diagnostik dan obat-obatan yang disediakan oleh Program Tuberkulosis Nasional.
Ketiga, meningkatkan sistem digital untuk TBC dan kebijakan yang terinformasi dengan baik melalui penciptaan ekosistem yang bertujuan meminimalkan beban pelaporan dan meningkatkan ketersediaan dan keandalan data.
Baca Juga:
Potensi Indonesia sebagai Pemimpin Produksi Hidrogen dan Amonia di Asia
Ekosistem ini akan mendukung ekuitas, pemerataan akses, dan pemantauan program TB yang lebih baik bagi layanan kesehatan sektor publik dan swasta.
"Indonesia telah menunjukkan komitmennya dalam memberantas TBC dan Bank Dunia bangga mendukung perjuangan ini. Pembiayaan kami akan memperkuat respons Indonesia terkait TBC sambil membuka jalan bagi sistem perawatan kesehatan primer yang lebih kuat, menggabungkan pelajaran yang didapat dari program ini," jelas Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.
Dukungan baru dari Bank Dunia sejalan dengan Kerangka Kerja Kemitraan Negara 2021-2025, khususnya dalam memelihara modal manusia dengan memperkuat kualitas dan ekuitas dalam layanan kesehatan. [eta]