WahanaNews.co | Bukan rahasia, bahwa merokok, mengonsumsi terlalu banyak makanan olahan, dan minum alkohol mungkin tidak baik bagi kesehatan kita.
Namun, sebenarnya di luar itu ada banyak kebiasaan sehari-hari yang tanpa kita sadari perlahan-lahan juga dapat mengganggu kesehatan kita dalam jangka panjang.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Beberapa kebiasaan tersebut mungkin lebih sulit dikenali, terutama jika itu adalah bagian dari rutinitas normal kita.
Kita mungkin tidak langsung merasakan efek berbahaya apa pun, tetapi seiring waktu dampaknya bisa berakibat serius pada kesehatan kita, baik secara fisik maupun mental.
Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari bisa mengganggu kesehatan, berikut ini.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
1. Memikirkan hal-hal yang bikin stres
Memikirkan hal-hal atau peristiwa yang membuat stres dari masa lalu itu tidak baik untuk kesejahteraan mental kita.
Sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Behavior Research and Therapy menemukan, merenungkan--secara kompulsif berfokus pada kesusahan seseorang daripada mencari solusi--dapat menyebabkan peningkatan gejala depresi.
Semakin banyak orang memikirkan peristiwa yang membuat stres, semakin besar kemungkinan mereka menjadi depresi.
Selain itu, para peneliti juga menunjukkan bahwa mengurangi perenungan membantu meringankan suasana hati yang tertekan.
Sadarilah berapa banyak waktu yang kita habiskan untuk memikirkan peristiwa-peristiwa yang membuat stres dalam hidup.
Jadi, daripada memikirkan hal-hal yang tidak dapat kita ubah, berkomitmenlah untuk menggunakan energi pada tujuan yang lebih bermanfaat, seperti merencanakan masa depan atau menikmati saat ini.
2. Mengkritik diri sendiri
Apabila kita sering mengkritik diri sendiri dengan menyebut diri kita bodoh setiap kali membuat kesalahan atau menunjukkan setiap kekurangan, itu bisa menjadi hal yang buruk bagi kesehatan.
Sebab, menyalahkan diri sendiri dan merendahkan diri sendiri terbukti dapat berpengaruh kurang baik, khususnya terhadap kesehatan mental.
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Personality and Individual Differences menemukan, kritik diri yang keras meningkatkan gejala depresi.
Self-compassion, di sisi lain, kerap dikaitkan dengan kesehatan dan ketahanan psikologis yang lebih besar.
Maka dari itu, mengubah cara berpikir sepertinya dapat membantu kita merasa lebih baik.
Ini adalah kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan, tetapi dengan upaya bersama, kita dapat belajar mengembangkan dialog batin yang lebih baik.
3. Menghabiskan waktu di media sosial
Menghabiskan lebih banyak waktu di media sosial (medsos) dapat merusak kesehatan mental kita.
Ironisnya, penelitian telah menemukan bahwa media sosial—sebuah platform yang dimaksudkan untuk menyatukan orang-orang—justru dapat menyebabkan perasaan terisolasi.
Semakin banyak waktu yang dihabiskan orang di medsos, semakin mereka merasa terisolasi secara sosial dan ini sangat berbahaya bagi kesehatan mental ataupun fisik kita.
Melihat foto liburan dan mobil baru, ataupun melihat unggahan di medsos orang lain juga dapat membuat kita menyimpulkan bahwa hidup kita tidak sesuai dengan kehidupan teman-teman kita.
Penelitian menunjukkan, iri pada teman di medsos bisa meningkatkan risiko depresi.
Di samping itu, penelitian juga menunjukkan bahwa kebanyakan orang berpikir medsos akan membantu mereka merasa lebih baik, sehingga mereka terus mencari lebih banyak lagi.
Kenyataannya, para peneliti telah menemukan waktu yang dihabiskan di medsos dapat menurunkan suasana hati orang.
Jadi, daripada menghabiskan waktu berjam-jam untuk menelusuri medsos, lebih baik menginvestasikan waktu dan energi kita ke dalam interaksi langsung.
Misalnya, makan siang bersama teman, menelepon seseorang, atau menjadwalkan makan malam bersama keluarga besar karena interaksi sosial di kehidupan nyata bisa sangat meningkatkan kesejahteraan.
4. Sering bergadang
Kita mungkin berpikir bahwa menunda waktu tidur atau bergadang selama 30 menit akan membantu kita menyelesaikan beberapa tugas lagi sebelum tidur.
Mungkin kita berpikir kita masih akan cukup istirahat karena kita akan tidur lebih lambat besok.
Akan tetapi, penelitian menunjukkan bahwa kapan kita tidur mungkin sama pentingnya dengan seberapa banyak kita tidur.
Bergadang atau tidur larut malam dapat meningkatkan kemungkinan kita membuat keputusan kesehatan yang buruk sepanjang hari.
Membiasakan diri untuk tidur pada jam yang wajar dan bangun pagi mungkin akan sulit pada awalnya.
Namun, kita tetap bisa menyesuaikan diri dengan jadwal baru dari waktu ke waktu dan itu bisa membantu kita membuat keputusan yang lebih sehat untuk diri sendiri sepanjang hari.
5. Menghabiskan uang
Sementara itu, pembelian impulsif di toko kelontong atau belanja online larut malam mungkin membuat kita merasa lebih baik, pengeluaran anggaran yang berlebihan mungkin memiliki efek berbahaya dalam jangka panjang.
Efeknya juga dapat meluas melampaui batas rekening bank kita.
Sebuah studi tahun 2013 yang diterbitkan dalam Clinical Psychology Review menemukan korelasi antara penyakit mental dan masalah keuangan.
Para peneliti menyimpulkan, kemungkinan memiliki masalah kesehatan mental tiga kali lebih tinggi di antara orang-orang yang memiliki utang.
Bahkan, ada hubungan yang lebih tinggi antara bunuh diri dan utang. Di mana, orang yang melakukan bunuh diri delapan kali lebih mungkin terlilit utang.
Tentu saja, studi korelasional tidak membuktikan sebab akibat. Tidak ada yang tahu pasti. Namun, utang bisa memicu tingkat stres yang tinggi dan terlalu banyak stres dapat berdampak buruk bagi kesehatan kita.
Jadi, kendalikan keuangan kita dengan membuat rencana anggaran. Sebab, mengatur keuangan dengan baik dapat berdampak positif pada kepuasan hidup kita secara keseluruhan.
6. Menonton televisi
Penelitian menunjukkan, terlalu banyak menonton televisi dapat berdampak buruk bagi otak kita.
Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan di JAMA Psychiatry menemukan, waktu menonton televisi yang tinggi dan aktivitas fisik yang rendah di awal masa dewasa dikaitkan dengan fungsi eksekutif paruh baya yang lebih buruk, dan kecepatan pemrosesan di usia paruh baya.
Para peneliti menunjukkan, orang yang rata-rata menonton televisi lebih dari tiga jam per hari selama 25 tahun memiliki kinerja yang buruk pada tes kognitif dibandingkan dengan orang yang menonton televisi lebih sedikit.
Mengganti waktu menonton televisi dengan aktivitas fisik bisa menjadi kunci kesehatan otak.
Oleh sebab itu, daripada menjatuhkan diri di sofa setelah seharian bekerja keras di kantor, berjalan-jalan atau pergi ke gym sangat baik untuk tubuh dan juga otak kita.
7. Makan ketika tidak lapar
Ada banyak alasan kita mungkin meraih camilan atau menyajikan sendiri porsi kedua saat kita tidak benar-benar lapar.
Makan secara emosional, makan malam hari, atau makan berlebihan di acara sosial hanyalah beberapa alasan kita mungkin makan lebih banyak dari yang kita butuhkan.
Namun, perlu diingat bahwa mengonsumsi kalori ekstra dapat menyebabkan kita menjadi kelebihan berat badan yang bisa meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan seperti:
• Diabetes tipe 2
• Tekanan darah tinggi
• Penyakit jantung dan stroke
• Osteoartritis
• Apnea tidur
• Beberapa jenis kanker
• Penyakit ginjal
Untuk mempertahankan berat badan yang sehat, penting menggunakan makanan sebagai bahan bakar tubuh daripada menggunakannya sebagai bentuk hiburan atau pengurangan stres.
Jadi, perhatikan saat-saat ketika makan tidak berasal dari rasa lapar biologis.
Cobalah berjalan-jalan, melakukan aktivitas santai, atau bermeditasi sebagai cara untuk mengatasi perasaan tidak nyaman atau sebagai cara untuk menenangkan tubuh.
Ini juga dapat mengurangi asupan kalori, serta dapat membantu kita hidup lebih lama dan lebih sehat.
8. Terlalu banyak duduk
Jika kita bekerja di lingkungan kantor, ada kemungkinan kita akan menghabiskan banyak waktu untuk duduk.
Duduk untuk waktu yang lama bisa berbahaya bagi kesehatan kita.
Perilaku menetap juga seperti ini juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko masalah kesehatan fisik, seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit kardiovaskular.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di kursi kantor pun bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental.
Sebuah studi menunjukkan, orang yang terlalu banyak duduk berisiko lebih tinggi mengalami depresi.
Melakukan setidaknya satu jam aktivitas berat setiap hari dapat membantu melawan efek terlalu banyak duduk.
Cobalah bergerak selama beberapa menit setiap setengah jam untuk menjaga tubuh dan pikiran kita tetap dalam kondisi yang lebih baik.
9. Tidak menjaga kesehatan kulit
Sangat penting bagi kita untuk menerapkan SPF setiap hari karena memakai tabir surya bahkan pada hari berawan dapat mengurangi risiko terkena kanker kulit, termasuk melanoma sebesar 40-50 persen.
Pastikan juga kita menghindari alat seperti tanning bed yang dapat digunakan untuk membuat kulit menjadi kecoklatan seperti berjemur di bawah panas matahari.
Pada tahun 2014, Food and Drug Administration memberi label perangkat penyamakan ultraviolet sebagai risiko sedang hingga tinggi.
Penggunaannya juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko yang signifikan untuk mengembangkan kanker sel skuamosa, kanker sel basal, dan melanoma.
Seperti banyak penelitian lain, sebuah penelitian yang dilakukan di University of Southern California antara 2014 dan 2015 menemukan peningkatan insiden melanoma dengan penggunaan penyamakan ultraviolet dalam ruangan. [rin]