WahanaNews.co | Masa
pandemi COVID-19 ini menjadikan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi terlihat
lebih sibuk dari biasanya. Ia terus berupaya melakukan diplomasi terutama dalam
hal vaksin COVID-19.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Sebagai diplomat karir, pada masa ini beliau juga tetap
harus pergi ke luar negeri, bicara dengan banyak orang, menerima tamu-tamu di
Kementerian Luar Negeri(Kemlu).
Kendati semua dilakukan sesuai protokol kesehatan (prokes),
kekhawatiran akan tertular virus COVID-19 tetap saja muncul. Hal itu juga
dirasakan oleh Menlu Retno Marsudi.
"I wish I could stay at home selama pandemi. Tetapi
tidak bisa," kata Menlu Retno dalam acara A Conversation by Menlu Retno
Marsudi with Women Chief Editors, belum lama ini.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
"Harus ada orang-orang yang harus terus bekerja untuk
menjamin keberlangsungan hidup orang banyak, orang lain," imbuh Menteri
Luar Negeri perempuan pertama Indonesia itu.
Menlu Retno menjelaskan bahwa ia traveling terutama untuk
mencari vaksin COVID-19. "Mungkin saya masuk dalam kategori, dalam konteks
(diplomasi) mencoba mencari akses vaksin."
Meski aktivitas selama pandemi COVID-19 ini terbilang padat,
Menlu Retno terlihat tetap sehat dan bugar. Apa rahasia tangguhnya?
"Yang saya lakukan, terutama adalah prokes. Saya
berusaha mematuhi secara ketat, misalnya selama di dalam pesawat,"
tuturnya.
"Tak hanya (memakai) satu masker, tapi dobel atau
memakai masker N95. Juga memakai sarung tangan. Apapun yang bisa saya lakukan
untuk mengurangi risiko tertular, saya lakukan," paparnya lagi.
Mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu juga menuturkan
bahwa teori kesehatan menyebut olahraga bisa membantu diri tetap bugar selama
pandemi COVID-19. Dan hal itu lah yang ia terapkan.
"Kemudian olahraga. Olahraga rutin lari satu jam
sehari. Makanan saya juga sangat sehat, saya tidak makan karbo, gula, dll. Jadi
sebenarnya, itu-itu saja," ungkapnya.
Menlu Retno Marsudi, perempuan kelahiran Semarang itu
mengatakan bahwa risiko tertular COVID-19 pasti ada. Apalagi tidak mungkin
memastikan seseorang yang ditemui tak membawa virus tersebut.
"Tapi insyaallah, semoga saya tetap diparingi (diberi:
Bahasa Jawa) sehat," pungkasnya.
Demi mencukupi kebutuhan vaksin COVID-19, Menteri Luar
Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan, siang malam Pemerintah Indonesia terus
berdiplomasi. Upaya ketersediaan vaksin COVID-19, Indonesia bekerja sama secara
bilateral dan multilateral.
Penguatan kerja sama kesehatan tetap menjadi sorotan utama
dalam pertemuan bilateral maupun multilateral yang Indonesia lakukan. Sejumlah
negara telah sepakat membantu Indonesia dalam hal penangangan pandemi COVID-19.
Terbaru dengan Rusia.
Indonesia dan Rusia tengah berupaya mengatasi bersama
pandemi COVID-19. Salah satunya dengan berencana vaksinasi COVID-19.
Untuk mengintensifkan hubungan kedua negara, sudah
tandatangani Plan of Consultation (Rencana Konsultasi) antara dua Kementerian
Luar Negeri kita untuk periode 2021-2023.
"Dalam pertemuan itu kami membahas bagaimana kami
memperkuat kerja sama dijangka pendek dan dalam jangka panjang. Dalam jangka
pendek, tentunya masalah pengadaan vaksin (COVID-19), terapeutik dan diagnostik
tetap menjadi prioritas," ujar Menlu Retno dalam Press Briefing virtual,
Selasa (6/7/2021).
Menurut Menlu Retno, Rusia menyampaikan komitmennya untuk
memperkuat jangka pendek kerja sama. Semua kerja sama akan sesuai dengan
panduan dari kedua negara juga otoritas kesehatan serta WHO.
Dalam pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri di ASEAN dengan
Rusia digelar secara virtual hari yang sama, Menlu RI Retno Marsudi juga
mendorong penguatan kerja sama dalam sektor kesehatan, khususnya penanganan
pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, usai menghadiri pertemuan dengan Menteri Luar
Negeri Belanda, Sigrid Kaag di Den Haag pada Kamis (1/7), Menteri Luar Negeri
RI Retno Marsudi mengungkapkan bahwa pemerintah Belanda akan memberikan bantuan
vaksin COVID-19 ke Indonesia sebesar 3 juta dosis -- namun tak disebutkan
vaksin produksi perusahaan apa.
Saat ke Yordania Februari lalu, Menlu Retno Marsudi membahas
hubungan bilateral, termasuk soal, preferential trade agreement, pupuk dan
vaksin COVID-19. Menlu Retno menolak tegas tendensi nasionalisme vaksin.
Menurutnya, dunia hanya bisa mengalahkan pandemi melalui
kerja sama. Pandangan itu turut Menlu Retno sampaikan ke Menteri Luar Negeri
Yordania Ayman Safadi. [dhn]