Dirut Bio Farma, Honesti Basyir, mengatakan, kehalalan
vaksin Sinovac dan Cansino akan dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses
pengujian data. Begitu juga kehalalan vaksin G42/Sinopharm.
"MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42,"
ujarnya.
Baca Juga:
Tips Cara Mengatur Ruang Pribadi Hindari Konflik dengan Pasangan Saat Pandemi
Saat ini, jumlah vaksin yang disanggupi tiap-tiap perusahaan
beragam, bergantung kapasitas produksi dan komitmen kepada pembeli lain.
Untuk tahun ini, Cansino menyanggupi 100.000 vaksin (single
dose) pada November 2020 dan sekitar 15-20 juta untuk 2021.
G42/Sinopharm menyanggupi 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini. Lima juta dosis di
antaranya akan mulai datang pada November 2020.
Baca Juga:
Dukung Estafet Keketuaan ASEAN 2024, Indonesia Beri Hibah ke Laos Senilai Rp 6,5 Miliar
Sementara itu, Sinovac menyanggupi 3 juta dosis vaksin
hingga akhir Desember 2020. Dengan komitmen pengiriman 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama
November dan 1,5 juta dosis vaksin (single
dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis
vaksin pada 2021.
Dalam pertemuan dengan perwakilan tiga perusahaan itu, Sabtu (10/10/2020), Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan,
Menkes Terawan Agus Putranto, dan Honesti Basyir juga membahas persiapan
eksekusi vaksinasi, transfer teknologi, dan penjajakan regional production di Indonesia.
Setiap pengadaan vaksin, baik dari uang pemerintah
maupun pengadaan mandiri oleh swasta, harus melalui Bio Farma sebagai BUMN yang
ditunjuk untuk pengadaan vaksin.