WAHANANEWS.CO, Jakarta - Pemerintah bersama tenaga medis terus mendorong kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi HPV sebagai perlindungan dari kanker serviks.
Namun, penyebaran informasi palsu, seperti anggapan bahwa vaksin HPV menyebabkan infertilitas, masih menjadi tantangan.
Baca Juga:
Gubernur DKI Jakarta Bakal Prioritaskan Penambahan Tenaga Medis di Kepulauan Seribu
Ketua Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), dr Yudi Mulyana, dengan tegas membantah rumor tersebut.
Ia menekankan bahwa tuduhan vaksin HPV memicu kemandulan sama sekali tidak didukung oleh data ilmiah.
“Itu mitos, tidak ada faktanya. Tidak ada bukti ilmiah sama sekali yang menyatakan vaksin HPV menyebabkan mandul,” kata dr Yudi dikutip Kamis (26/6/2025).
Baca Juga:
Kepala Dinas Sosial Palangka Raya: 125 Anak Ikut Sunatan Massal HUT Kota
Vaksinasi HPV sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah kanker serviks sejak dini, khususnya pada remaja yang belum aktif secara seksual.
Hal ini bertujuan agar mereka mendapat perlindungan sebelum terpapar infeksi HPV yang berisiko menjadi kanker.
Ketua Kelompok Kerja Eliminasi Kanker Serviks dari POGI, Fitriyadi Kusuma, mencontohkan keberhasilan Australia dalam pelaksanaan program vaksinasi HPV.
Negeri tersebut telah memulai sejak 2006 dan ditargetkan bebas kanker serviks pada tahun 2035.
“Kalau kita masih percaya hoaks soal mandul atau semacamnya, bisa-bisa kita baru bebas kanker serviks tahun 2160. Itu pun kalau konsisten,” ujar Fitriyadi.
Sebagai catatan, vaksin HPV yang digunakan saat ini dibuat dari partikel menyerupai virus (virus-like particle/VLP), tanpa kandungan virus aktif atau dilemahkan.
Karena itu, penggunaannya aman dan tidak berdampak pada kesuburan.
Pentingnya kampanye edukatif secara konsisten terus ditekankan agar masyarakat tidak mudah termakan kabar bohong terkait vaksin ini.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]