WahanaNews.co, Jakarta - Dalam sebuah keputusan penting yang akan mengubah praktik kedokteran di Malaysia, Pengadilan Federal memutuskan bahwa rumah sakit swasta bertanggung jawab atas kelalaian medis - di luar tanggung jawab dokter secara individu.
Pengadilan tertinggi membuat keputusan mayoritas 4-1 pada 23 Februari lalu untuk menyatakan bahwa Columbia Asia Sdn Bhd, pemilik dan pengelola Rumah Sakit Columbia Asia - Puchong, bertanggung jawab atas kelalaian Siow Ching Yee, seorang pasien yang mengalami cacat mental dan fisik permanen akibat kerusakan otak yang parah setelah menjalani perawatan darurat pada tahun 2010 saat ia berusia 35 tahun.
Baca Juga:
Kapolri Dapat Gelar Panglima Gagah Pasukan Polis dari Kerajaan Malaysia
Fakta pentingnya, Pengadilan Federal menolak pembelaan Columbia Asia bahwa para dokter yang merawat Siow - seorang konsultan ahli bedah telinga, hidung dan tenggorokan (THT) dan seorang konsultan ahli anestesi - adalah "kontraktor independen" yang terikat kontrak untuk memberikan layanan di rumah sakitnya di Selangor.
Status "Kontraktor Independen"
Melansir media Malaysia Code Blue, Columbia Asia sebelumnya telah menegaskan di Pengadilan Tinggi bahwa jika salah satu atau kedua ahli bedah THT, Dr Megat Shiraz Megat Abd Rahman dan ahli anestesi, Dr Noor Asilah Abdul Rahman, dinyatakan bertanggung jawab atas kelalaiannya, maka rumah sakit swasta tersebut tidak bertanggung jawab secara perwakilan, dengan menjelaskan bahwa kedua dokter tersebut bekerja sebagai "kontraktor independen", dan bukan sebagai "karyawan atau agen" Columbia Asia.
Baca Juga:
Pelaku Penyandera Bocah di Pospol Pejaten Mau Uang Tebusan dan Seorang Resedivis TPPO
Namun, putusan mayoritas Pengadilan Federal menyatakan bahwa jelas bahwa Columbia Asia "telah memikul kewajiban perawatan yang tidak dapat didelegasikan yang menjadi tanggung jawabnya secara pribadi kepada pemohon banding, seorang pasien yang dirawat di layanan gawat darurat".
"Pembelaan dari kontraktor independen dengan demikian tidak dapat dipertahankan dalam hukum dan fakta-fakta yang ada dan seharusnya ditolak oleh Pengadilan di bawahnya," demikian putusan mayoritas Pengadilan Federal, yang ditulis oleh Hakim Mary Lim Thiam Suan.
Mengutip Undang-Undang Fasilitas dan Layanan Kesehatan Swasta (PHFSA) 1998, Pengadilan Federal memutuskan bahwa maksud dari Undang-Undang 586 dan peraturannya adalah bahwa Columbia Asia memikul "kewajiban perawatan yang tidak dapat didelegasikan" kepada Siow dan tetap "bertanggung jawab secara pribadi" atas kelalaian dokter anestesi, terlepas dari keberadaan terdakwa lain selama kelalaian terbukti terlebih dahulu.