WahanaNews.co | Apakah vape memang lebih sehat dibanding rokok konvensional?
Pasalnya, menurut data Survei Global, penggunaan tembakau pada masyarakat Indonesia pada 2021 (GATS 2021) yang diluncurkan di Kementerian Kesehatan, menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik dari 0.3% (2011) menjadi 3% (2021).
Baca Juga:
Ayah Chandrika Chika Kaget Putrinya Pakai Narkoba
Kemudian, prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2%.
Migrasi konsumen rokok konvensional ke rokok elektrik cukup besar di kalangan pemuda.
Adapun alasan di balik vape yang menjadi tren di kalangan anak muda, yakni mengandung nikotin yang rendah.
Baca Juga:
Berkah Ramadhan, Atomizer Bandung Community Bagikan Takjil Gratis
Dr. Rita Anggraini, MKM., Kepala Puskesmas Kecamatan Matraman mengatakan bahwa rokok elektrik atau rokok konvensional sama bahayanya.
Kandungan nikotin dan zat kimia juga ada dalam rokok elektrik, bahkan bagian perisanya juga beracun.
"Mau rendah atau nggak bahaya nikotin kan sama, merusak tubuh. Hanya saja kalau rokok elektrik ditambah perisa, supaya lebih menarik,” ujar dr. Rita.