Penciptaan mutasi, yang disebut mutagenesis, dapat diukur dan dibandingkan dengan agen penyebab mutasi yang diketahui dan senyawa aman yang diketahui.
Ada berbagai cara untuk mengukur mutagenisitas, tetapi metode yang paling tradisional adalah proses yang dipelopori oleh Bruce Ames di University of California di Berkeley.
Baca Juga:
Jalan Kaki di Tanjakan, Kunci Sehatkan Jantung dan Perkuat Paru-paru
Metodenya, sekarang disebut tes Ames untuk menghormatinya, mampu melacak peningkatan tingkat mutasi pada makhluk hidup sebagai respons terhadap beberapa zat, seperti bahan kimia atau makanan.
Pengujian lantas dilakukan kelompok riset dari National Laboratory of Protein Engineering and Plant Genetic Engineering di Beijing, China, dengan menerapkan tes Ames pada tomat transgenik dan jagung transgenik.
Hasil tes menunjukkan tidak ada hubungan antara tomat transgenik atau jagung dan mutasi.
Baca Juga:
Vitiligo Bukan Penyakit Berat, Tapi Dapat Pengaruhi Psikologis Pasien
Mereka mengulangi analisis mereka menggunakan dua metode tambahan untuk menganalisis mutagenisitas pada tikus dan mendapatkan hasil yang sama.
Hal ini memungkinkan mereka untuk menyimpulkan bahwa DNA yang dimodifikasi secara genetik tidak menyebabkan peningkatan mutasi pada konsumen.
DNA yang dimodifikasi, seperti DNA yang tidak dimodifikasi, tidak bersifat mutagenik. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.