WAHANANEWS.CO, Kupang - Wabah rabies terus menghantui wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya di Pulau Timor.
Sejak tahun 2023 hingga Mei 2025, tercatat sebanyak 91 orang meninggal dunia akibat infeksi virus rabies yang ditularkan melalui gigitan hewan pembawa virus, terutama anjing.
Baca Juga:
Bukan Bikin Sembelit! Ini 3 Manfaat Sehat Buah Salak untuk Tubuh
Pulau Timor menjadi pusat penyebaran paling parah.
Dari total korban meninggal, 53 orang berasal dari wilayah ini, yang berbatasan langsung dengan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL).
“Kita harus tangani bersama agar lonjakan kasus di wilayah Timor dan Timor Leste bisa ditekan,” ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan NTT, Melky Angsar, dalam workshop bersama JAAN Domestic.
Baca Juga:
Strategi Sederhana Membantu Anak Tidur Nyenyak Demi Perkembangan Optimal
Lonjakan Kasus dalam Tiga Tahun Terakhir
Melky mengungkapkan, tahun 2023 menjadi awal kebangkitan wabah dengan 20.705 kasus gigitan anjing, dan 35 orang meninggal dunia.
Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) mencatat jumlah korban jiwa terbanyak, yakni 13 orang.
Namun, angka tersebut terus melonjak pada 2024. Data resmi mencatat 30.046 kasus gigitan dan 46 korban jiwa.
Sementara hingga April 2025, telah terjadi 2.149 kasus gigitan dan 10 kematian.
“Kasus pertama muncul di sebuah desa di TTS. Korban meninggal terbanyak adalah anak-anak. Dari awal, memang anak-anak yang paling banyak jadi korban,” jelas Melky, Sabtu (17/5).
Rabies Menyeberang ke Timor Leste
Melky menyebut, wabah yang dimulai di Pulau Timor pada Mei 2023 kini telah menyebar lintas negara ke Timor Leste.
Kasus pertama di negara tersebut muncul pada Maret 2024 di wilayah Oecusse, yang berbatasan langsung dengan wilayah NTT.
Pada awal Mei 2025, seorang warga Timor Leste kembali terinfeksi setelah digigit anjing. “
Sudah pasti tertular dari kita, entah anjing terinfeksi masuk lewat jalur tertentu atau bagaimana, kita belum tahu,” tegas Melky.
Ia menambahkan, virus ini tidak menular melalui konsumsi daging jika dimasak dengan benar.
Penularan hanya terjadi melalui gigitan langsung atau air liur hewan yang masuk ke dalam luka terbuka.
Vaksinasi Massal Digelar September 2025
Sebagai respons, pemerintah Provinsi NTT bersama mitra internasional akan menggelar vaksinasi rabies massal gratis pada 28 September 2025. Program ini akan mencakup wilayah Pulau Timor dan sebagian Flores.
“Kita akan vaksin bareng di Pulau Timor dan di Flores, dibantu JAAN Domestic. Ini jadi vaksinasi bersama antara kita dengan Timor Leste,” ujarnya.
Target vaksinasi adalah 180.000 ekor hewan penular rabies, dengan pelaksanaan lintas batas dua negara.
“Walaupun kita beda negara, kita tinggal di satu pulau. Maka penanganannya pun harus dilakukan bersama,” tutup Melky Angsar.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]