WahanaNews.co | Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan setidaknya ada 802 serangan terhadap layanan kesehatan di Ukraina sejak awal perang.
“Serangan tersebut telah mengakibatkan 101 kematian tenaga kesehatan dan pasien,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (22/2/2023).
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Menurut Ghebreyesus, perang memperburuk kebutuhan kesehatan, termasuk untuk kesehatan mental dan dukungan psikososial, rehabilitasi, pengobatan penyakit kronis dan lainnya seperti kanker, HIV dan tuberkulosis serta vaksinasi campak, polio dan pneumonia serta Covid-19.
"Kesenjangan ini berisiko bagi kesehatan saat ini dan di masa depan. WHO bekerja sama dengan mitra di Ukraina dan telah menjangkau 8,4 juta orang dengan intervensi kesehatan," katanya.
Pernyataannya datang menjelang peringatan pertama perang yang dilakukan oleh Rusia pada 24 Februari.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
Rusia sendiri kerap membantah bahwa serangan yang mereka lancarkan ditujukan pada fasilitas kesehatan atau permukiman, meski pada kenyataannya banyak kehancuran yang terjadi akibat serangan pasukan Moskow.
Sementara itu, sebagai dampak gempa bumi di Turki, kepala WHO mengatakan setidaknya 15 rumah sakit rusak dan banyak fasilitas kesehatan terkena dampaknya.
“Di Suriah, tujuh rumah sakit dan 145 fasilitas kesehatan rusak,” kata Ghebreyesus. Ia menambahkan bahwa 26 juta orang terkena dampak akibat gempa yang terjadi pada 6 Februari. [Tio/OZ]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.