WahanaNews.co | Penyakit Hepatitis akut berat yang belum jelas penyebabnya atau hepatitis misterius dinyatakan sebagai disease outbreak news (DONs) alias kejadian luar biasa (KLB).
Hal itu dinyatakan Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO) setelah sudah ada lebih dari 170 kasus hepatitis akut misterius yang dilaporkan dari 12 negara di dunia.
Baca Juga:
Kemenkes: Pasien Hepatitis Misterius Meningkat Jadi 16 Orang
Mengutip laporan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa setidaknya 16 negara dan 10 negara bagian AS telah mengidentifikasi atau sedang menyelidiki laporan kasus hepatitis yang tidak biasa pada anak-anak yang sehat.
Laporan itu menyebut sekitar 200 anak-anak terkena di seluruh dunia.
Kasus Hepatitis misterius ini, sudah masuk ke Indonesia, sebanyak tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, meninggal dunia.
Baca Juga:
Hepatitis Akut Misterius Diduga Kembali Bawa Korban, Dinkes: yang Meninggal Ada 5 Orang
Ketiganya diduga terkena Hepatitis yang belum diketahui penyebabnya dalam rentang waktu berbeda, mulai dua minggu terakhir hingga 30 April 2022.
"Belum, seperti WHO sampaikan Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid kepada MNC Portal, Rabu (4/5/2022).
Nadia menerangkan jika usia anak-anak yang telah meninggal berusia 2, 8 dan 11 tahun. Sehubungan di tengah pandemi Covid-19, Nadia menerangkan agar masyarakat tetap waspada dengan hepatitis akut menyerang anak-anak.
"Iya usia 2, 8 dan 11 tahun," jelas Nadia.
"Hepatitisnya belum diketahui penyebabnya, dan bersamaan Covid-19 harus diwaspadai. Terutama karena menyerang anak-anak ini, jangan sampai angka kematian menjadi meningkat, apalagi pada kelompok lansia," sambungnya.
Lantas seperti apa gejalanya Kemenkes mengungkapkan pada kasus Hepatitis akut yang terjadi menyasar anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.
Tujuh belas anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Sementara untuk, gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Di mana besar kasus, tidak ditemukan adanya gejala demam.
Nadia pun mengimbau untuk segera memeriksakan anak bila bergejala kuning, sakit perut, muntah-muntah dan diare mendadak, buang air kecil berwarna teh tua, buang air besar berwarna pucat, kejang, penurunan kesadaran.
Perlu diketahui, WHO pertama kali menerima laporan, pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology), pada anak-anak usia 11 bulan hingga 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah. [rsy]