WahanaNews.co | Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan pemeriksaan sampel dari pasien yang diduga terinfeksi kasus Hepatitis akut.
Dari hasil pemeriksaan sampel pertama milik pasien yang diduga terinfeksi kasus hepatitis yang belum diketahui penyebabnya itu, Spesialis Mikrobiologi FKUI Budiman Bela menyatakan tidak didapatkan Adenovirus 41.
Baca Juga:
Korupsi APD Kemenkes, KPK Ungkap Satu Tersangka Beli Pabrik Air Minum Kemasan Rp60 Miliar
Diketahui Adenovirus 41 merupakan virus paling dicurigai dari temuan hepatitis misterius baik di Indonesia maupun global. Namun Budiman tak merinci usia dan daerah mana asal sampel pertama anak yang sudah diperiksa itu. Ia hanya menerangkan, saat ini FKUI menerima tujuh sampel dari kasus suspek hepatitis akut ini.
"Dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh hasil tidak ditemukan Adenovirus 41. Di sini kami masih memperkirakan bisa saja karena menggunakan sampel plasma dan bukan sampel whole blood," kata Budiman dikutip dari kanal YouTube CME FKUI, Jumat (13/5).
Budiman mengatakan pihaknya sementara ini menggunakan sampel plasma lantaran sampel pertama berasal dari pasien yang meninggal dunia sehingga belum sempat diambil sampel darah lengkap atau whole blood. Sementara Adenovirus 41, menurutnya banyak ditemukan pada pemeriksaan dengan sampel darah lengkap.
Baca Juga:
Kemenkes: Dampak Pestisida Sistemik pada Anggur Muscat Bisa Bertahan Meski Dicuci
Peneliti di Pusat Riset Virologi dan Kanker Patobiologi UI ini kemudian membeberkan tiga temuan berdasarkan hasil pemeriksaan shotgun sequencing yang dilakukan oleh laboratorium Nusantics.
"Hasil pemeriksaan sampel pertama, ditemukan DNA CMV (cytomegalovirus), Bacillus cereus dan Legionella sp," jelasnya.
Budiman melanjutkan, DNA CMV sejauh ini sudah banyak menginfeksi anak di Indonesia. Kemudian Bacillus cereus mudah ditemukan di debu sehingga bisa saja plasma terinfeksi saat pengambilan spesimen atau saat dalam perjalanan. Sementara Legionella sp kebanyakan ditemukan pada ruangan ber AC.