WahanaNews.co | Anggota Brimob, Bharatu ES, menembak 3 remaja yang mengacung-acungkan celurit kepada warga di Ciparigi, Kota Bogor. Pihak Brimob Kedung Halang menyampaikan tindakan anggotanya itu sudah sesuai prosedur.
"Pemeriksaan awal untuk anggota kita sudah dilaksanakan kemarin, termasuk interview kepada beberapa saksi mata dan warga setempat. Kita belum temukan adanya pelanggaran anggota kita. Insyaallah sudah sesuai prosedur," kata Komandan Resimen II Pelopor Kedung Halang Kombes Pol Yustanto Mujiarto, Senin (17/10/2022).
Baca Juga:
Perkuat Pengamanan Idul Fitri 1446 H, Brimob Sumut Siaga di Tiga Wilayah Ini
Yustanto menyebut penembakan dilakukan setelah anggota Brimob memberikan 3 kali tembakan peringatan terhadap tiga remaja yang sempat mengacungkan celurit. Sebelumnya, anggota Brimob juga sempat diberitahu warga kalau ketiga remaja diduga begal.
"Anggota sudah melakukan peringatan menggunakan suara, visual, tembakan peringatan sampai tembakan terarah," kata Yustanto.
"Betul, ada warga yang berpapasan dengan anggota kita di dekat TKP, berteriak kalo ada Begal. Mungkin asumsi warga yang melintas karena korban membawa dan mengacungkan celurit," tambahnya.
Baca Juga:
Remaja di Sulsel Diduga Jadi Korban Penganiayaan Oknum Anggota Brimob
Dikonfirmasi terpisah, Wakapolresta Bogor Kota AKBP Ferdy Irawan mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum memintai keterangan secara resmi terhadap anggota Brimob yang menembak tiga remaja bercelurit. Namun pihaknya sempat mewawancarai penembak remaja pascakejadian.
"Kalau di kami belum (ada pemeriksaan resmi), karena kita masih fokus dulu pemulihan tiga orang anak-anaknya ini (remaja bercelurit)," kata Ferdy.
"Belum (pemeriksaan resmi), tapi kalau wawancara sudah ketemu kemarin, anggota Brimob (yang menembak) dan Danmen (Komandan Resimen II Pelopor Kedung Halang) dan saya, wawancara langsung dan sudah mendapat penjelasan," tambahnya.
Ferdy mengatakan, tiga remaja itu ditembak karena sempat dikira begal dan sempat mengacungkan celurit ke anggota Brimob. Kondisi di lokasi yang gelap, membuat ketiga orang bercelurit baru bisa diketahui sebagai remaja usai ditembak.
"Kan situasinya gelap dini hari seperti itu kan nggak ketahuan anak itu berapa tahun, berapa tahunnya, kan nggak ketahuan. Kan gitu pertimbangannya seperti itu. Dikasih tembakan peringatan masih juga melarikan diri. Mungkin itu yang jadi pertimbangan anggota Brimob untuk mengambil tindakan tegas," kata Ferdy.
"Pemikirannya seperti itu (dikira begal). Karena ada masyarakat yang teriak ada begal, 'Pak ada begal' seperti itu. Pemikiran anggota seperti itu. Kemudian setelah kita periksakan ternyata ada dugaan mau tawuran lah istilahnya," tambahnya.
Ferdy mengatakan, pihaknya belum bisa menyimpulkan apakah ada pelanggaran dari tindakan penembakan tersebut.
"Saya nggak bisa pastikan. Maksudnya menilai seperti itu (ada pelanggaran atau tidak), yang jelas kalau dari sisi prosedur sudah terlewatkan dan dilakukan, kemudian sisi alasan, alasan yang tepat melakukan tindakan tersebut. Kami cross check juga di TKP, saksi saksi, CCTV sesuai semua keterangannya. Sebenernya tidak ada yang ditutup-tutupi karena seperti itu faktanya," kata Ferdy.
Peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (16/10) sekitar pukul 04.00 WIB. Saat ini ketiga remaja yang tertembak Brimob masih dirawat di rumah sakit. [JP]