Meskipun melakukan pencurian motor, mereka sebetulnya belum ada yang mampu mengendarainya. Alhasil, setiap kali mencuri, mereka hanya mendorong motor bersama-sama untuk membawanya kabur.
"Ya, mereka belum bisa mengendarai motor. Jadi motor itu didorong bertiga," kata Suharto.
Baca Juga:
DLH Gresik Catat Penurunan Jumlah Sampah yang Dikelola di TPA Ngipik 2024
Untuk melakukan pencurian, dia bilang tiga anak di bawah umur itu pun melakukan perencanaan termasuk menyurvei lokasi dan menggambarkan suasana titik pencurian motor.
"Bukan cuma satu lokasi yang disurvei, ada beberapa lokasi. Mereka mencari mana lokasi yang aman untuk beraksi," tambahnya.
Kasat Reskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz mengatakan dari hasil pemeriksaan, tiga anak usia SD itu telah menjual salah satu motor curiannya seharga Rp150 ribu kepada orang yang ditemui di jalanan.
Baca Juga:
BPN Jawa Timur Luncurkan Layanan Peralihan Elektronik di Kantor Pertanahan Gresik
"Ada satu motor yang dijual Rp150 ribu. Mereka ngakunya menjual ke orang yang ditemui di jalan, mereka enggak kenal orang itu," ungkap Abid.
Adapun uang hasil pencurian tersebut kemudian digunakan untuk bermain permainan arkade elektronik dan jalan-jalan ke Surabaya. Polisi kini tengah menyelidiki kemungkinan adanya jaringan penadah motor curian yang lebih besar.
"Saat ini akan kami gali kembali. Mereka masih anak-anak, jadi kami juga harus berkoordinasi dengan dinas terkait,"tambahnya.