"Kita tarik lah garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok, ternyata belum dikerjakan," ungkap Dokter Hastry, dikutip TribunnewsBogor.com, Sabtu (13/5/2023).
Padahal menurut dia, jika hal itu dilakukan bisa memberbesar peluang ditemukannya pelaku pembunuhan tersebut.
Baca Juga:
Air Mata Tak Berhenti Mengalir, Tersangka Mutilasi di Ngawi Luluh Saat Ditanya Soal Ini
"Saya gemas, padahal menurut saya itu bisa (ditemukan). Kita main DNA. DNA-nya udah, tapi enggak ada yang cocok. Kalau enggak ada yang cocok, kita cari dari DNA itu saksi, dari saksi itu enggak ada yang cocok," jelasnya.
Dari pemeriksaannya, dokter Hastry menemukan dua DNA milik terduga pelaku.
DNA itu tidak cocok dengan para tersangka yang telah diperiksa polisi.
Untuk itu ia pun menyarankan agar dilakukan pemeriksaan kepada garis keturunan ibu yang belum dijadikan saksi.
Baca Juga:
Buntut Kasus Pemerasan AKBP Bintoro, 4 Polisi Jalani Penempatan Khusus
Ia juga menyarankan agar pihak kepolisian memeriksa aktivitas para saksi dan keluarga korban di jam kematian Tuti dan Amalia.
"Saya bilang, saya punya jam kematian dia dibunuh. Ibu Tuti meninggal mungkin jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB. Amel jam 04.00 WIB sampai jam 06.00 WIB. Cyber main dong, di jam itu handphone siapa yang online," pungkas.
Karena kasusnya tak kunjung selesai, dokter Hastry pun mengaku lelah dan tersiksa.