WahanaNews.co | Hampir jalan dua tahun berlalu, kasus yang menewaskan ibu dan anak di Subang belum juga terkuak.
Tuti Suhartini dan Amalia (55) Mustika Ratu (23), ibu dan anak yang jadi korban pembunuhan, disebut-sebut datang ke mimpi dokter forensik yang menangani kasusnya.
Baca Juga:
Air Mata Tak Berhenti Mengalir, Tersangka Mutilasi di Ngawi Luluh Saat Ditanya Soal Ini
Tak kunjung menemukan siapa pelaku pembunuhan keduanya, dokter forensik pun mengaku tersiksa.
Adalah dokter Sumy Hastry Purwanti, yang ikut gemas dengan kasus yang tak kunjung usai ini.
Sebagai dokter forensik, dirinya sudah melakukan pekerjaannya secara maksimal untuk mengungkap kasus ini.
Dirinya bahkan sudah melakukan otopsi dua kali pada kedua mayat korban.
Baca Juga:
Buntut Kasus Pemerasan AKBP Bintoro, 4 Polisi Jalani Penempatan Khusus
Namun dari paparan dan clue yang ia berikan kepada petugas, hingga saat ini belum ada yang dijadikan tersangka.
Padahal menurut dokter Hastry, ia sudah memberi rekomendasi agar polisi mecocokan DNA di TKP dengan DNA keluarga dari garis keturunan ibu.
Namun rekomendasi itu tak kunjung dijalankan oleh polisi yang bertugas.
"Kita tarik lah garis keturunan ibu, siapa tahu ada yang cocok, ternyata belum dikerjakan," ungkap Dokter Hastry, dikutip TribunnewsBogor.com, Sabtu (13/5/2023).
Padahal menurut dia, jika hal itu dilakukan bisa memberbesar peluang ditemukannya pelaku pembunuhan tersebut.
"Saya gemas, padahal menurut saya itu bisa (ditemukan). Kita main DNA. DNA-nya udah, tapi enggak ada yang cocok. Kalau enggak ada yang cocok, kita cari dari DNA itu saksi, dari saksi itu enggak ada yang cocok," jelasnya.
Dari pemeriksaannya, dokter Hastry menemukan dua DNA milik terduga pelaku.
DNA itu tidak cocok dengan para tersangka yang telah diperiksa polisi.
Untuk itu ia pun menyarankan agar dilakukan pemeriksaan kepada garis keturunan ibu yang belum dijadikan saksi.
Ia juga menyarankan agar pihak kepolisian memeriksa aktivitas para saksi dan keluarga korban di jam kematian Tuti dan Amalia.
"Saya bilang, saya punya jam kematian dia dibunuh. Ibu Tuti meninggal mungkin jam 02.00 WIB sampai jam 04.00 WIB. Amel jam 04.00 WIB sampai jam 06.00 WIB. Cyber main dong, di jam itu handphone siapa yang online," pungkas.
Karena kasusnya tak kunjung selesai, dokter Hastry pun mengaku lelah dan tersiksa.
Sebab, ia kerap didatangi oleh korban lewat mimpi.
"Mohon maaf ya Pak Kabareskrim. Aku enggak ngerti cara mempercepat ini. Saya tersiksa kalau yang kasus Subang itu. Wong datang dalam mimpiku," imbuh Dokter Hastry. [eta]